Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi walaa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim
SELAMAT MALAM MINGGU BUAT KAMU YANG MENJALANKAN :)
INI ADALAH 2 EPISODE TERAKHIR, UPDATE SELANJUTNYA FINAL EPISODE :')
KOK BERAT BANGET YA MAU PISAH SAMA QUADRANT :')
SELAMAT MENIKMATI DETIK-DETIK MENUJU FINAL EPISODE!
Ada takdir yang mampu diubah dengan ikhtiar dan doa, namun ikhtiar dan doaku sekarang adalah untuk tak mau mengubah takdir yang membuat aku dan kamu berjumpa.
Agiska Humaira
____________________
Mata bulat dan sipit itu saling beradu. Hening kamar hanya berdentang putaran jam menuju sembilan malam tepat. Dinginnya angin puncak yang berkesiur menggoyangkan hordeng balkon sama sekali tak merasuki dua perempuan itu, menantang udara malam.
"Giliran gue lagi!" seru Chelsea memeletkan lidah, terang-terangan mengejek lawannya yang merengut. "Ini botol emang seneng ngarah ke lu."
Giska melipat tangannya di atas meja. "Akhir-akhir ini gue emang lagi gak pernah beruntung. Main TOD aja gue selalu terpojok," sungutnya.
Chelsea terbahak, sedang Giska semakin lesu. "Truth or Dare? Gue harap truth aja!"
"DARE!"
"Truth aja dong, Mai!"
Giska menggeram. "Aneh banget sih lu! Kayak Ab—" Bibirnya terlipat, ia menelan ludah tak boleh ingkar dengan peraturan yang dibuatnya sendiri. "Yaudah truth!" pasrahnya.
"Asik!" Chelsea bertepuk tangan. "Jawab gue, hal penting apa yang belum gue tau dari lu sampai detik ini."
Mata Giska bergerak-gerak. Chelsea sudah mengharapkan sesuatu besar seperti perasaan Giska. Cukup sulit memancing anak itu jujur soal kondisi terkini perasaannya.
"Ada satu hal yang gue rahasiain dari semua orang." Suara Giska merendah, tubuhnya condong. "Sebenernya ... mata kanan gue minus dua."
"Alaaah!" Chelsea kecewa. "Gue jitak lu!"
"Lah lu tanya, ya gue jawab!" balas Giska santai.
"Mai! Lu nyadar gak sih? Dari tadi gue mancing lu jujur soal perasaan lu sekarang ke Ipda Ghazi!"
"Ya lu salah sih tujuannya memancing emosi!"
"Jadi lu emosi?"
Giska meringis. Idenya mengajak Chelsea bermain TOD adalah ide buruk. Akhirnya ia kalah telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian Takdirku
SpiritualitéBagaimana jika ternyata tukang kacang tiba-tiba mengungkap kasus muncikari? Hidup Agiska Humaira sudah penuh tekanan karena sosok Ibu yang tak bisa ia jadikan surga. Ditambah pula kejadian penangkapan yang sekaligus membuatnya mengetahui fakta bahwa...