Q44 : Pria Berseragam Hitam

4.3K 362 55
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihi syaiun fil ardhi walaa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim

KETEMU QUADRANT LAGIIII

MAKASIH YA YANG UDAH NUNGGUIN :)

SELAMAT MEMBACYAAAAA

Aku tidak bisa egois memintamu menetap sedang tugasmu begitu mulia menjagakan perdamaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak bisa egois memintamu menetap sedang tugasmu begitu mulia menjagakan perdamaian. Aku menaruh percaya padamu setulus hati, kebanggaanku.

Agiska Humaira

____________________

TIN!

Pajero hitam berhenti di depan markas Mengudara FM. Mesin mobil dimatikan pemiliknya, lantas ia keluar seraya membuka kacamata hitam.

Lima orang dalam kantor mengheningkan cipta dadakan. Satu orang wanita tertunduk dalam, satunya memekik terjepit. Tiga pria lain mendecak tak berarti.

"Adek cantik! Malam mingguan bareng Abang boleh lah!" seru pria yang bersandar di mobil itu. Gayanya bak Don Juan. Jaket hitam sebagai luaran kaus putih polos dipadukan dengan jeans. Pria itu membuka topinya, menyisir rambut dengan percaya diri tingkat dewa.

"Busyeeet, Pangeran Barrakuda jemput tuh, Gis!" Benu terkekeh-kekeh.

"Anak muda jaman sekarang apa itu namanya? Bu— apa?"

"Bucin, Pak." Khairi mengoreksi Bapak yang sudah jadi mertuanya.

Hilal mengangguk-angguk. "Bucin sekali ya? Sampai gak tau tempat," komentarnya.

"Jah ... Bapak! Kayak gak pernah muda aja. Lagian Mai sama Ipda Ghazi udah nikah. Bucin kebanyakan juga gak ada larangan," sahut Chelsea. Dia menjawil-jawil Giska yang menahan malu 100 kuadrat. "Cepetan, Mai. Abangda udah nungguin."

Giska mengangguk tak enak hati, otak, dan pikiran pada Hilal. "Saya pulang duluan, Pak ..." ucapnya masih segan meluruskan wajah.

Hilal malah tertawa lantang. "Kamu malu, Gis?"

"Iya, Pak. Saya malu diliat Bapak. Orang itu— hobi di luar nalar." Dagunya mengarah pada Ghazi.

"Namanya menjaga sakinah. Gak akan saya potong gaji. Paling kamu diledekin tiga anak ini semingguan," cetus Bos Mengudara itu lantas melenggang santai pulang duluan disertai Khairi.

"Adindanya Abang! Ditunggu!" sahut Ghazi lagi tak tahu malu. Jelas-jelas Bos istrinya masih ada di area Mengudara FM.

Giska melayangkan tinju jauh pada suaminya. Gelak tawa terdengar dari dua manusia berisik di belakangnya.

"Coba gue dijemput Briptu Azmi, kagak akan gue nahan dengki!" Chelsea mendramatisir.

"Ya Allah ... kuatkan hamba dengan kejombloan di tengah dunia yang sedang bucin-bucinnya ini," timpal Benu.

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang