Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi wa laa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim
QUADRANT UP DOUBLEEEE TUNAI YAAAA?
DAN AKU MINTA MAAF SAMA KALIAN BETUL BETUL MINTA MAAF, APAPUN YANG TERJADI KALIAN HARUS TETAP KUAT YA :')
Cepatnya Allah menukar kegembiraan menjadi kesedihan, sama cepatnya Allah mengganti kesedihan menjadi kegembiraan. Tidak ada yang bertahan lama di dunia, sebab semua hanyalah titipan.
____________________
"Lupa ya suara Abang?"
Dag.
Mendadak udara tak bisa Giska hirup dengan lapang. Matanya tak bisa berkedip. Ia menunduk dalam-dalam, mengeratkan giginya pada bibir dalam.
"Gak kenal lagi sama suami? Hm?" Pengamen yang menjadi vokalis itu menegakkan wajah Giska. Mata Giska masih terpejam.
"Jadi, ini gagal, Ndan?" kata pria yang memegang gitar.
"Saya jelas gagal, kalau kamu— gak tau. Saya gak bisa prediksi ekspresi pacar kamu."
Giska beranikan diri membuka mata. Pertama yang ia lihat adalah pemandangan di sisi kirinya. Chelsea berbinar-binar bertemu kembali belahan jiwa. Wajah Giska ditolehkan cepat, lurus pada pemilik bola mata pekat yang lama tak nampak.
"Rumput tetangga itu emang lebih hijau, emangnya Adek gak tertarik juga peluk Abang kayak yang di sebelah?"
"Peluknya susah," Giska menunjuk perutnya, "ketahan."
Dengan tertawa, pria itu membawa diri mengusap perut istrinya yang makin mengembang. "Ayah harus apain Bunda kalian ya? Masa Bunda lupa Ayah," ucapnya merajuk. Tapi gerakan dalam perut Giska melebarkan senyumnya. "Masya Allah! Twin, Ayah pulang ... iya ini Ayah, Nak ... kalian seneng kan ketemu lagi Ayah?" Ia menciumi dua bayinya dalam kandungan.
Rasa rindu itu sebenarnya tetap memuncak. Giska larut menerima dekapan prianya yang telah kembali. Pada banyak pasang mata yang menatap mereka, tak lagi ia peduli.
"Abang ...."
"Iya, Humeynya Abang?"
"Apa gak kelamaan cium Giska? Kasian yang belum halal."
Ghazi berdeham, ia tarik hidungnya dari kening Giska.
"Gak apa-apa loh sumpah! Paling cuma nahan dengki aja." Chelsea tertawa kaku.
"Izin, Bang! Saya mau ajak Lin-Lin kencan!"
"Lin-Lin?"
Azmi menahan senyum. Semburat merah muda di pipi kekasihnya mekar bersamaan dengan tatapannya. "Adinda saya Bang, Chelsea Lin."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian Takdirku
SpiritualBagaimana jika ternyata tukang kacang tiba-tiba mengungkap kasus muncikari? Hidup Agiska Humaira sudah penuh tekanan karena sosok Ibu yang tak bisa ia jadikan surga. Ditambah pula kejadian penangkapan yang sekaligus membuatnya mengetahui fakta bahwa...