Q36 : Milikmu yang Terjaga

6.1K 449 78
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi wa laa fisamaai wahuwassamii'ul 'aliim

SELAMAT MALAAAAM SELASAAAA WAHAI PASUKAN KACANG!

HARI SENIN KU JADI BERWARNA KARENA DITEMENIN QUADRANT WKWKWK

ADA KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA DI EPISODE KALI INIIII

APATUUU

BAHAGIA BANGET POKOKNYA

Aku tidak pernah meminta pada Allah memiliki pendamping sempurna, tak ada sedikitpun bayangan itu saat kondisiku sedang tak karuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak pernah meminta pada Allah memiliki pendamping sempurna, tak ada sedikitpun bayangan itu saat kondisiku sedang tak karuan. Tapi, mungkin doamu yang begitu kuat. Menarikku ada dalam cinta luar biasa yang kamu punya.

Agiska Humaira

____________________

"Mai, hari terik begini lu pake sweater? Lu abis pulang dari kutub ape begimane?" omel Chelsea. Si objek omelan hanya melengos menuju dapur di sebelah ruang Pak Hilal. Menaruh bungkusan bakso yang dibeli di depan Gang. "Jajan bakso lagi!" Chelsea masih menyerocos.

Giska memutar bola matanya. "Emang hari panas pasangannya kudu es krim? Meleleh lah! Bakso bisa dipotong, kenyang lagi!" ujarnya seraya mendekatkan mangkuk bakso volkano pada hidung Chelsea. Pamer aroma yang sangat mengundang suara kruyuk di perut perempuan itu.

Chelsea mengikuti perginya harum bakso selaras dengan Giska yang duduk di sofa tamu. "Lu beli cuma satu?"

"Lah, lu bilang hari ini izin gak masuk," protes Giska. Ia sengaja menyeruput kuah bakso secara dramatis di depan Chelsea. "Surga dunia ...."

Chelsea meringis. Salivanya sudah pasti akan keluar jika ia tak segera mengatupkan mulut. "Tega lu," ujarnya lemah.

"Abis dari mana, Ci? Kok tumben lu cantik banget hari ini? Ini baju dari Mangga Dua lagi?"

Giska baru sadar penampilan Chelsea. Gadis itu memakai dress vintage tiga per empat motif bunga-bunga. Rambutnya diikat sebagian, sapuan make up peach membuatnya seperti gadis Korea.

"Gue emang cantik, lu aja baru nyadar!"

Mata Giska menyipit, curiga. "Lagi ngalihin topik kan lu?" tebaknya.

Bibir Chelsea bergerak kesana kemari. Pipinya memerah. "Mai," panggilnya seperti menahan sesuatu. "Gue ... diseriusin sama Briptu Azmi."

Bakso kecil yang masuk mulut Giska lolos begitu saja tanpa dikunyah. Ia terbatuk hebat, nafasnya jadi tak beraturan. Chelsea menepuk-nepuk punggung Giska dan memberinya minum perlahan.

"Serius? Diseriusin? Yang serius?" tanya Giska masih setengah terbatuk.

"Serius! Jadi ... orangtuanya Briptu Azmi kan lagi nengok, terus sekalian dikenalin ke gue, kirain cuma mau makan bareng, ternyata Briptu Azmi ngenalin gue ke Ibu Bapaknya sebagai ..." Chelsea mengulum bibir sejenak, "keluarga baru."

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang