35 : Peran Terbaik

5K 419 83
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihi syaiun fil ardhi wa laa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim

EPISODE INI SULIT DIBILANG MAU SEDIH APA KETAWA ATAU TERHARU

TAPI MUDAH-MUDAHAN BISA DAPET RASA NYA YAA SAMBIL DENGER LAGU NASIONAL MEREKA HAHAHA

DEAR PASCANGNYA IPDA GHAZI, TERIMAKASIH  UDAH MAU DIAJAK BERKONSPIRASI BERSAMA WKWK

AKU BACA TEORI KALIAN DI KOMENTAR, SUNGGUH TERHERUN HERUN

SIAPA SIIIIH MAGNOLIA SIRAIT?

MARI KITA CARI DIMANA KEBERADAAN ABANG DI SINIIII!

Terlepas dari siapapun kamu di dunia, penentu tenar tidaknya kamu di antara penduduk langit adalah bagaimana kamu menjalankan peran sebagai hamba dengan sebaik-sebaiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlepas dari siapapun kamu di dunia, penentu tenar tidaknya kamu di antara penduduk langit adalah bagaimana kamu menjalankan peran sebagai hamba dengan sebaik-sebaiknya.

____________________

BRUG! BRUG! BRUG!

Derap langkah dua orang personil berpakaian serba hitam memasuki ruangan. Sirine dan tembakan udara terdengar dari luar seiring dengan terbukanya pintu ruang kedap suara. Senapan mengarah pada Rian Adiwijaya. Pria itu tak bisa bergerak. Hanya kakinya yang meronta-ronta dan mulutnya mengeluarkan sumpah serapah.

"BRENGSEK MAGNOLIA!"

"Hey, I'm not Magnolia. Saya Anggara Ghazi, komandan mereka," ucap pria yang menepak-nepak kaki Rian dengan dengusan tawanya.

"KURANG AJAR! BISA-BISANYA MENJEBAK SAYA!"

"Loh ya bisa, Anda cerdas, kami tidak boleh kalah cerdas." Ghazi berkacak pinggang, berdiri dengan angkuh. "Angkat dia."

"Siap, Ndan!"

"LEPAS!" gertak Rian sungguh berat untuk dibawa.

Ghazi menggeledah seluruh saku pakaian Rian. Tak lama ia menunjukkan plastik kecil berisi serbuk putih dari saku belakang celana pria itu.

"Kalau Magnolia itu bukan saya, dia pasti sudah Anda habiskan dengan ekstasi ini."

"FUCKING YOU."

Ghazi mencibir. "Anda terlalu nafsu."

"FUCKING YOU!" sentak Rian.

DOR!

Tembakan udara kembali diluncurkan Ghazi.

"Vonis hukuman menunggu penghancur peradaban seperti Anda. Tunggu di tahanan!" tegas Ghazi. Matanya bergerak menyuruh Abun dan Setya membawa pria biadab itu.

"Lintang 2 masuk. Lapor, diskotik dan tempat persekusi serta seluruh barang bukti sudah diamankan."

"Kerja bagus. Misi selesai."

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang