Q53 : Bukan Pelaku

3.3K 377 63
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi walaa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim

KETEMU LAGI DI SAYYIDUL AYYAM, JUMU'AH MUBAROK!

SISA 2 EPISODE LAGIIII YUK SIAPIN HATI BERPISAH SAMA QUADRANT :')

KIRA-KIRA ENDINGNYA BAKAL GIMANA YAAA

EPISODE INI ADA ANGIN SEGAR, SEENGGAKNYA PASCANG GAK TSUNAMI AIR MATA DULU (Sejenak) HEHEHE

SELAMAT MEMBACA

Saat pasrah menjadi lintas terakhir atas segala juang yang tak kunjung ditemukan jawabnya, di sanalah Allah membukakan pintu, menyambungkan kembali jawaban-jawaban yang buntu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat pasrah menjadi lintas terakhir atas segala juang yang tak kunjung ditemukan jawabnya, di sanalah Allah membukakan pintu, menyambungkan kembali jawaban-jawaban yang buntu.

____________________

Sepatu pumps beradu lantai menciptakan getak sepanjang undakan tangga. Bersama tasnya ia menggenggam map berkas urgen. Beberapa anggota yang berjaga mudah sekali mengenalnya. Salah satu dokter pemeriksa tahanan itu dicap dragon angel. Sekali waktu pernah menjadi tim medis anggota Brimob bukan rumor lagi soal wataknya yang pedas namun sangat teliti melakukan diagnosis.

"Gak ... gak ... saya kesini gak sama tim, jadi kalian gak perlu pastikan jadwal cek kesehatan tahanan," ujarnya pada anggota yang kaget dengan kedatangannya.

"Siap, Dokter."

"Saya mau ketemu Ipda Ghazi, bisa dipanggilkan?"

"Siap, silahkan Dokter tunggu."

Wanita itu memilih duduk di kursi panjang menghadap lorong, membuka pesan dari adik iparnya yang titip pamit berulang kali.

Seseorang duduk di sebelahnya membuat ia menoleh.

"Komandan berhasil bikin istrinya pergi," sindir Gia menunjukkan deretan pesan Giska.

"Dia mau tenangin diri, gue persilahkan."

Gia memperhatikan luka dan lebam sekujur wajah adiknya, sudah berangsur pulih. Dirinya menoyor pipi pria itu. "Perempuan lain mungkin pindah hati kalau lelakinya pakai baju tahanan ditambah babak belur sewajah setubuh, tapi istri lu gak menyerah. Kenapa sih harus banget nyiksa Giska?"

Ghazi menyandarkan diri sejalan dengan nafas berat. "Saling ketemu pun sama tersiksanya, Kak. Sementara waktu, sampai semua masalah ini selesai, gue cuma gak mau dia terus-terusan ngeliat diri gue yang kayak gini. Agiska masih jadi tanggung jawab Anggara Ghazi, yang jadi pertanyaan adalah kapan semua ini terjawab?"

"Kelanjutan perjalanan gue dan Giska, keputusannya ada di final perkara ini. Gue harus berjuang lagi buat dia atau gue harus rela ikhlasin dia."

"Terus menurut lu dia mau juga ikhlasin lu? Tanpa lu aja dia gak betah, Bujang."

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang