Q38 : Durian Medan VS Senapan

5.6K 443 106
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi wa laa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim

SELAMAT HARI MINGGU BUAT WARGA KACANG YANG SELALU NUNGGUIN ABANG DAN ADEEEEEEK

AKU MINTA MAAF KARENA BARUUUU UP LAGI EPISODE TERBARU, BANYAK BANGET HAL YANG META LALUIN AKHIR-AKHIR INI. TAPIIII BEGITU LIAT SUPPORT KALIAN, SEMANGAT META BALIK LAGI :')

MAKASIH BANYAK YAAA BUAT SELALU SUPPORT DAN TUNGGUIN QUADRANT!

SELAMAT MEMBACA EPISODE INI DENGAN SEJUTA PERASAAN :)

Kutitipkan kamu pada penjagaan dari Penjaga yang tak pernah mengecewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kutitipkan kamu pada penjagaan dari Penjaga yang tak pernah mengecewakan.

Anggara Ghazi Al-Ahkam

____________________

Sorotan sinar hangat masuk melalui sekat jendela kamar membentuk efek Tyndall. Debu-debu kecil nampak beterbangan di dalamnya, pelan-pelan menuju arah yang tak ditentukan. Dalam kamar yang dindingnya sudah ganti warna menjadi putih itu, terlantun Ar-Rahman putus-putus dari seorang calon Ayah. Senyum yang membentuk lekuk di bawah kanan bibir terus bersinar seperti surya waktu Dhuha. Hangat mendamaikan. Di atas sajadah itu ia tuliskan pada secarik kertas doa-doa keselamatan untuk istrinya. Lantas ia tuliskan juga pada belakang foto kantung rahim berisi dua janin.

"Masya Allah ... cek up sebelumnya masih satu ya? Sekarang ada dua," ucap obygn menunjuk citra pada monitor. "Bisa didengar detak jantungnya? Sehat dan baik semua."

Rasa haru memuncak saat dua mata itu bertemu. Ciuman hangat pada kening sang istri membuat Dokter Ralin ikut tersenyum. Ia sangat tahu pria yang memakai seragam hitam itu, ia bantu saat Ibu nya melahirkan, lalu ia akan bantu juga istri dari anak itu melahirkan nanti.

Dup. Dup. Dup.

Irama yang akan menjadi jatuh cintanya Ghazi selepas suara indah sang istri. Ia perhatikan betul naik turun resonansinya di monitor, merabanya pelan.

"Halo Twin, tumbuhlah sehat di perut Bunda. Ayah titipkan kalian dan Bunda pada Allah kalau Ayah pergi tugas jauh besok atau nanti."

"Laksanakan, Ayah Komandan!" ucap istrinya.

Dua tangan melingkar di leher Ghazi. Tetesan dari rambut basah menjatuhi pundaknya. Ia tersenyum, lantas ia tarik wanita yang menggelayut manja itu agar duduk di silanya.

"Ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Giska. Jemarinya menyisir rambut, sengaja ia cipratkan pada suami.

Ghazi tak ada protes, ia malah menikmati harum greantea mint dan cherry khas Giska lepas mandi. Giska melirik-lirik, ia menutup wajah Ghazi secara brutal.

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang