Q42 : Kepada Pemilik Segalanya

4.1K 411 62
                                    

Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihii syaiun fil ardhi wa laa fissamaai wahuwassamii'ul 'aliim

GIMANA EPISODE KEMARIN? TABUR BAWANGNYA KEBANYAKAN YA?

MAU IZIN KUPAS BAWANG LEBIH BANYAK LAGI DI EPISODE INI, MASIH SANGGUP?

MARI KITA LALUI SEMUANYA BERSAMA, JADI TIM PENGUAT GHAZI DAN GISKA :')

Sesungguhnya, pada setiap apa yang Dia ciptakan, diturunkan pada manusia adalah sebagai amanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesungguhnya, pada setiap apa yang Dia ciptakan, diturunkan pada manusia adalah sebagai amanah. Suatu saat jika waktunya habis, segala hal akan kembali terangkat pada Juru kuncinya.

____________________

"Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Laa ilaa ha illallah ...."

Dirinya kembali beranjak naik dari liang kubur. Sebenar melepas putra putrinya pada singgasana terbaik di surga. Perlahan-lahan tanah menutupi dua kafan kecil itu sampai tertimbun utuh dan membentuk gundukan mungil. Ia pasangkan kayu nisan dengan diawali Inna lillahi wa inna ilaihi roojiun. Bahwa segalanya berasal dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah.

Ruuhi Ghazan Al-Ahkam bin Anggara Ghazi Al-Ahkam

Rahmi Gumaisha Al-Ahkam binti Anggara Ghazi Al-Ahkam

Lahir : 23 Syawal 1444 H Wafat : 23 Syawal 1444 H

"Telah wafat putra putri kami di bulan Syawal yang mulia ini, Insya Allah ... saya dan istri sudah ikhlas. Mohon maaf untuk segala kesalahan kami, mohon untuk doakan kami agar tidak berlarut dalam kesedihan, dan mohon doakan putra putri kami agar menjadi kunci surga untuk kami."

Doa-doa terlangit seiring dengan sinar fajar yang terbit. Suara burung pencari rezeki seakan turut berdzikir menyambut ruh yang kembali pada pangkuan Illahi. Dersik angin pagi sejuk menjatuhkan satu per satu kamboja tepat di atas makam Ruuhi dan Rahmi. Mereka tidak sendiri, di samping makam mereka ada Kakeknya yang juga terkubur empat tahun lalu.

Ghazi sampaikan juga doa dan titip pada Kamarun Pahlevi, Ayah dari Bundanya si kembar. Biar tiga raga yang terkubur itu saling menjaga. Ruhnya biar saling mengasihi di langit sana.

"Izin, Bang. Galintang sudah purna menjalankan fardhu kifayah. Tugas kami selanjutnya adalah membantu bela sungkawa di rumah Irjen Pol—"

"Istirahat," tegas Ghazi memangkas ucapan Abun. "Istirahat, kalian harusnya cuti. Makasih banyak udah bantu saya. Semoga kalian dijauhkan dari segala bahaya."

Lima orang itu mengangguk, meski sebenarnya masih ingin bantu lebih banyak.

Saat Ayahanda Abun meninggal, Ghazi yang bantu menggali liang lahat. Saat Setya dirundung masalah ekonomi, Ghazi yang bantu pinjami. Ketika Izar jatuh dan menggantung di jurang, Ghazi yang sigap ambil pertolongan. Dika pernah putus asa karena perceraian orangtuanya, Ghazi yang kembali menumbuhkan semangat. Bahkan saat bersama Azmi, Ghazi rela tersambit celurit.

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang