Kilas XI: "Sebuah Realita"

382 42 3
                                    

"Renjun! Apa yang terjadi pada Jaemin?!"

Mark sumpah tak kuasa menahan reaksi paniknya, terlebih saat mendapati Renjun seperti akan menumpahkan air matanya.

"Dia baik-baik saja ka—"

"Aku juga cukup penasaran, Tuan Dreamis Ketiga. Memangnya ada apa denganku?"

Tak hanya Renjun yang sontak terkejut akibat suara tak asing yang secara mendadak ikut dalam perbincangan mereka. Mark bahkan sampai memegangi dadanya sendiri, saking syoknya saat melihat sosok Jaemin sudah berdiri di belakang Renjun dalam sekejab.

Iya.

Benar-benar Jaemin, Sang Dreamis Kedua Lemuria dari Fraksi Xander.

Lengkap dengan anggota tubuh yang masih terpasang sempurna pada sosoknya, maupun penampilan menawannya yang tak tergores oleh luka sama sekali.

"Aaaargh!"

Renjun sendiri, yang juga menolehkan wajahnya ke asal sumber suara, sontak berteriak hingga refleks memeluk Mark begitu eratnya, saking tidak menyangkanya akan kehadiran Jaemin layaknya hantu tersebut.

Benar-benar Neo Teleportasi sialan.

Padahal niat awalnya. Renjun hanya ingin mengisengi Mark dengan mengarang cerita palsu, tentang nasib Fraksi Xander maupun kondisi Jaemin sendiri yang mengkhawatirkan.

Karenanya, mana Renjun sangka, secara mendadak Jaemin berpindah ke ruang rawat Mark di Rumah Perlindungan milik Fraksi Kaysen ini, di saat dirinya belum sempat menuntaskan keisengannya itu kan?

Maka dari itu. Setelah berhasil mengendalikan keterkejutannya, dengan cepat Renjun segera berkata.

"Na-Nana, bukan apa-apa kok!"

Diakhiri tawa canggung, Renjun lantas berusaha melepaskan pelukannya dari tubuh Mark, hanya untuk mendapati sang senior tampak mengerucutkan bibirnya begitu kesal.

"Junior Renjun," panggil Mark seketika dengan nada protes. "Kau berniat mengerjaiku ya tadi?"

Masih dengan tawa canggung yang sama. Seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, Renjun hanya bisa menghindari tatapan kesal Mark padanya itu, dengan segera menyingkir dari sisi sang senior.

Sekaligus menyisakan Jaemin, yang segera menggunakan situasi tersebut untuk mendekat pada Mark, dengan manik ambernya yang menyipit saat memandangi bahu Mark yang masih terbalut perban.

"Hm..." ucap Jaemin sambil mengelus-elus dagunya sendiri. "Ternyata Senior Mark benar-benar diberkahi semesta ya, sampai masih hidup dengan luka separah itu?"

"Jaemin..."

Mark sendiri hanya bisa menghempas napas lelah, saking sudah terbiasanya mendengar kata-kata sang junior, yang sepertinya sangat suka sekali kalau melihat dirinya mati.

Yah, meski semua itu hanya sebatas bercandaan satir. Namun tetap saja berhasil membuat Mark sedikit menyesal, karena sempat mengkhawatirkan nasib Fraksi Xander maupun kondisi Jaemin sendiri pada penyerangan minggu lalu.

"Tapi Senior Mark tahu kan, kalau tidak selamanya Dewi Althea akan melindungi nyawa Senior?" kata Jaemin setelahnya.

"Jaemin—"

"Karenanya, aku harap lain kali Senior lebih serius saat menghabisi para bedebah Atlantis itu."

"..."

"Atau kenaifan Senior itu hanya akan membuat seluruh fraksi di Kerajaan Lemuria musnah."

"..."

"..."

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang