Kilas XCVI: "Sebuah Dilema"

282 34 0
                                    

"Ini... serius kita ditinggalkan begitu saja oleh mereka?"

Berbeda halnya dengan Jisung yang masih saja melongo penuh rasa terkhianati, Pangeran Chenle sendiri hanya bisa menepuk jidatnya keras usai mendengar ucapan Pangeran Jeno barusan.

"Yah, mau bagaimana lagi," tanggap Chenle pasrah. "Bucin memang beda."

Jeno tergelak setelahnya.

"Eh, tapi Jisung!" seru Chenle tiba-tiba setelah tersadar dari suatu hal. "Bukankah kau harus cepat-cepat menyusul mereka?!" lanjutnya sambil menggoncang-goncang lengan Jisung. "Kalian juga harus segera memberitahu Senior Renjun dan Sunhee!"

"Kau yakin kau akan baik-baik saja?"

Secepat Chenle mengingatkan Jisung, secepat itu pula Jisung tersadar dari keterguncangannya, hanya untuk balas mengawatirkan kondisi Chenle, tanpa lupa memincing penuh ketidakpercayaan pada Jeno.

Menyadari itu, seketika Jeno menaikan sebelah alisnya.

"Apa?" ucap Jeno menghardik Jisung secara terang-terangan.

Jisung hanya melengos sebelum kembali menatap pada Chenle.

"Apa kau yakin kita bisa mempercayai dia?" tanya Jisung lagi memastikan seraya menunjuk pada Jeno.

"Kau!" amuk Jeno tertahan, lantaran Chenle memberikan gestur agar dirinya tenang.

"Jisung, aku mempercayai Pangeran Haechan," ucap Chenle sekali lagi memberi kepastian. "Karena ini adalah permintaannya, maka aku juga akan mempercayai Pangeran Jeno."

Mendapati sirat keyakinan terpatri jelas di manik marun Chenle, mau tak mau Jisung menghempas napas pasrah karena hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah mempercayai Pangeran Bungsu Lemuria tersebut.

"Baiklah. Jaga dirimu baik-baik," putus Jisung pada akhirnya. "Gunakan ini jika terjadi hal genting."

"Apa ini?"

Tak hanya bertanya-tanya. Chenle bahkan mengamati mutiara kecil berwarna kuning yang entah mengapa terselimuti aura keunguan.

"Aku meminta Senior Renjun untuk membuatnya," ucap Jisung menjelaskan. "Di dalamnya ada energi spiritual dari Mu Antekinesis milikku. Jika kau menelannya, itu bisa melindungimu sampai aku datang untuk menyelamatkanmu."

Seraya menahan rona merah yang menjalar di wajahnya akibat merasa malu akan perhatian Jisung kepadanya, Chenle berdehem kecil sebelum menyimpan mutiara itu di sakunya.

"Oh? Media spiritual* ya?" celetuk Chenle sambil menolehkan wajahnya ke samping menghindari tatapan Jisung. "Semoga saja aku tidak menggunakannya agar kau tidak khawatir berlebihan padaku."

Jisung hanya menanggapinya dengan kekehan kecil, sebelum sosoknya berjalan mendekat pada ranjang dimana sosok Jaemin terbaring di atasnya.

"Hei! Hei! Kau yakin Tuan Xander akan baik-baik saja di tangannya?!"

Bukan Jisung. Kali ini Jeno lah yang bertanya pada Chenle penuh nada khawatir yang begitu kentara.

"Apa maksudmu?! Tentu saja Senior Jaemin akan baik-baik saja bersamaku!"

Bukan Chenle. Justru Jisung yang membalas kekhawatiran Jeno penuh nada iritasi, lantaran merasa kesal dengan nada bicara Jeno yang seolah-olah menuduhnya sama sekali tidak becus menjaga seseorang.

"Kau yakin?!" balas Jeno tak mau kalah, seraya mendekat ke arah Jisung dan Jaemin. "Bahkan cara menggendongmu pun terlihat tidak benar! Tuan Xander bisa patah tulang kalau cara menggendongmu seperti itu!"

Tak lantas membalas. Di tengah fokusnya membenarkan posisi Jaemin agar nyaman di dalam gendongan bridalnya, Jisung justru balas menatap pada Jeno dengan kernyitan curiga di kening. Sebelum semua itu berubah menjadi seringai kecil seketika, usai menyadari sesuatu hal yang tak mungkin baginya untuk salah menebak.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang