Mark sangat merasa bersyukur jika kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
Sebuah kejadian, berupa acara kaburnya bersama Donghyuck dari Upacara Penobatan tersebut, ternyata berjalan sesuai rencananya tanpa ketahuan sama sekali. Hal itu terbukti saat Mark tiba pada momen yang tepat, berupa prosesi terakhir dari Upacara Penobatan yang baru saja akan dimulai, setelah sempat terselingi jeda istirahat selama satu jam.
Kala itu, tak ada satupun kendala yang Mark temukan saat menggantikan sosok Mark palsu, sehingga prosesi Upacara Penobatan itu mampu ia selesaikan secara lancar.
Sungguh.
Bagi Mark, semua itu tidak lepas dari jasa Jisung, yang bersedia membantunya secara total hingga akhir. Sebab, Mark tidak bisa membayangkan. Apa jadinya kalau ilusi dari Mark palsu yang diciptakan oleh Neo Hallucikinesis milik Jisung itu menghilang, di saat dirinya yang asli belum tiba di Upacara Penobatan.
Bisa jadi wanti-wanti dari Sang Dreamis Keempat itu akan menjadi kenyataan, berupa sosok Mark El Nerro yang hanya akan tinggal nama setelah Upacara Penobatan tersebut resmi selesai.
Tapi kalau boleh jujur. Pada awalnya Mark sempat merasa sedikit kesal dengan tindakan Jisung, yang menghubunginya secara mendadak di saat dirinya masih menghabiskan waktu bersama Donghyuck di pinggir danau.
Entahlah.
Mark hanya tidak begitu menyukai bila kualitas waktu yang sedang ia lalui bersama sahabatnya itu, diganggu dalam bentuk apapun.
Benci sekali sebenarnya.
Karena dalam seminggu, Mark benar-benar hanya bisa bertemu dengan Donghyuck selama seharian penuh, mengingat kesibukan macam apa yang sahabatnya itu miliki, sebagai putra seorang pandai besi yang tersohor dari Kerajaan Arkais.
Tentunya dengan fakta semacam itu. Pesanan tameng, pedang dan lain sebagainya tidak akan berhenti untuk diterima oleh Klan* Arkais. Sehingga membuat Donghyuck sangat kerepotan dalam membantu keluarganya untuk merealisasikan pesanan tersebut, maupun mengantarkannya secara berkala ke berbagai tempat tujuan.
Maka dari itu.
Pertemuan singkatnya dengan Donghyuck beberapa hari lalu masih menyisakan sedikit rasa penyesalan di hati Mark, lantaran tidak mampu ia manfaatkan sebaik-baiknya gara-gara emosi labilnya.
Iya.
Coba saja kalau Mark bisa lebih mengendalikan suasana hatinya akan mimpi yang selalu membayangi malamnya itu. Sudah pasti Upacara Penobatannya akan dipenuhi oleh suka cita, berkat kehadiran Donghyuck untuk pertama kalinya di tengah-tengah khalayak Lemuria.
Ck.
Apalagi Mark juga sempat membayangkan, ekspresi bahagia Donghyuck saat ia perkenalkan pada keluarga dan teman-temannya yang lain. Maupun senyum manis Sang Sahabat saat ia ajak untuk menikmati keindahan Kerajaan Lemuria, setelah Upacara Penobatannya sebagai Dreamis Keenam selesai terlaksana.
Tapi, yah.
Harapan tinggal harapan.
Terbukti dari manik obsidian Mark yang kini hanya bisa mengawang-awang ke arah langit biru di atas sana, seraya meratapi kebodohannya itu penuh penyesalan.
"Hyuckie..."
"Huh? Apa? Hyuckie?"
Mendengar sebuah suara yang secara mendadak menyela renungannya tentang Donghyuck. Mark sempat tersentak kecil sebelum menolehkan wajahnya ke samping dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Fanfic"Kau... punya seribu alasan untuk meninggalkanku. Kenapa tetap bertahan?" "Tentu saja karena aku juga punya seribu alasan untuk tetap berada di sisimu. Kenapa aku harus meninggalkanmu?" *** Sebagai Pangeran Atlantis, Haechan sadar bila takdir sama s...