Kilas XCVII: "Sebuah Tebakan"

266 35 13
                                    

"Sunhee! Lepaskan! Biarkan aku menghancurkan para bedebah itu!"

Dibandingkan menimpali amukan Renjun dengan omel kekesalan. Sungguh Sunhee lebih memilih untuk terus menyeret Renjun pergi menjauh dari sebuah bangunan, yang kini ramai dengan kepanikan para pengawal Istana Atlantis akibat ledakan yang terjadi di dalamnya.

Sebenarnya Sunhee tahu ini bukan sepenuhnya salah Renjun yang tidak bisa mengendalikan lagi amarahnya. Ketika mendengar para pengawal Istana Atlantis yang bertugas di bagian tenggara itu, justru malah asyik bergosip dengan menjadikan Kerajaan Lemuria sebagai topiknya.

Isi gosip itu sendiri?

Tentu saja apapun yang menjelek-jelekkan Kerajaan Lemuria!

Sunhee bahkan tidak mau membahasnya lagi lebih detail. Saking tidak mau merasa peningnya ia gara-gara hal tak berfaedah itu. Terlebih kini ia sedang berusaha membawa kabur sosok Renjun yang masih kalap, sebelum keberadaan mereka benar-benar dipergoki oleh pihak Kerajaan Atlantis.

Betapa tidak?

Seingat Sunhee sesuai dengan arahan Jaemin sebelumnya. Sudah jelas mereka sangat diwanti-wanti untuk mematikan sensor keamanan secara sembunyi-sembunyi.

Lah ini, Renjun?

Malah meledakan sekalian satu bangunannya?

Di sela-sela helaan napasnya, sepertinya Sunhee paham sekarang mengapa di antara lainnya yang bergerak seorang diri. Jaemin membuatnya berkelompok dengan Renjun untuk bersama-sama menonaktifkan sensor keamanan di bagian selatan dan tenggara secara bergantian.

Ternyata bukan karena khawatir bila nyawa satu-satunya "tabib" di antara mereka itu akan terancam, melainkan justru khawatir bila Dreamis Ketiga Lemuria yang tersohor dengan kesabarannya setipis tisu itu akan mengamuk dan berulah di Istana Atlantis?

"Senior Sunhee! Senior Renjun!"

Beruntung.

Beruntung sekali Sunhee segera menemukan siluet Jisung tampak berlari mendekat ke arah mereka. Sehingga ia bisa langsung meminta Jisung untuk menggunakan Mu Antekinesis miliknya agar menahan amukan Renjun dengan perangkapnya.

"Junior Jisuuung! Dasar durhakaa! Lepaskan aku!!!"

Memilih mengabaikan Renjun yang kini tak bisa menggerakan tubuhnya seinci pun, Jisung justru menghadapkan tubuhnya pada Sunhee yang terlihat panik memandangi sosok pingsan Jaemin di gendongannya.

"Senior Jaemin?!" tanya Sunhee secepat kilat.

"Dia baik-baik saja, tak perlu cemas!" balas Jisung segera mengalihkan topik, karena tak mungkin baginya untuk mengatakan kejujuran pada Sunhee saat ini. "Sebaliknya, apa yang terjadi pada kalian?! Suara ledakannya kencang sekali sampai membuatku kaget!"

Bukannya segera menjelaskan, Sunhee justru menghela napas panjang.

"Kita simpan itu untuk nanti saja! Bukankah waktu kita sangat sedikit?" ucap Sunhee seraya menggendong sosok Renjun yang kini bungkam di punggungnya, terima kasih pada jasa Mu Antekinesis milik Jisung yang menahan pita suara Sang Senior untuk membisu sekalian. "Kita harus bergegas pergi ke kamar utama Pangeran Bungsu Atlantis sebelum pihak Istana Atlantis menyadari penyusupan kita!"

"Tidak! Sudah tidak perlu lagi!" ucap Jisung cepat sambil membenarkan letak gendongan Jaemin di atas kedua lengannya. "Senior Mark sudah berhasil menyekap Pangeran Bungsu Atlantis dan membawanya kabur! Ayo segera kita susul mereka!"

Tanpa sempat melampiaskan keterkejutannya. Sunhee yang sadar bila mereka sama sekali tidak memiliki sisa waktu pun, pada akhirnya mengikuti langkah berlari Jisung masih dengan sosok Renjun di gendongan punggungnya. Sekaligus menahan rasa penasaran yang sebenarnya hinggap di benaknya, tentang detail dari bagaimana Sang Kakak berhasil menculik Sang Pangeran Bungsu Atlantis lebih cepat dibandingkan mereka berempat.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang