Kilas XIX: "Sebuah Rasa"

354 49 14
                                    

"Karena itu, keberadaan Fraksi Soule yang tidak jelas ini jadi membuatku mencurigai sesuatu."

"Apa?"

Haechan tampak menggigit bibir bawahnya ragu sebelum akhirnya berkata.

"Entah mengapa aku merasa... Fraksi Soule inilah penyebab utama Kerajaan Atlantis dan Kerajaan Lemuria jadi berperang."

"Kenapa bisa kau berpikir seperti itu?" tanya Jeno seraya mengernyitkan keningnya.

Seketika fokus Haechan kembali terarah pada buku, demi memandangi bekas sobekan kertas hitam di hadapannya dengan manik hazelnya yang membias penuh selidik.

"Seperti yang kita tahu," ucap Haechan memulai penjelasannya. "Sekitar dua puluh tahun yang lalu sebelum peperangan kita berakhir seri dengan Kerajaan Lemuria. Pihak kita sangat gencar menginvasi Kerajaan di benua lain seperti Etruria, Sumer bahkan Arkais sekalipun."

"..."

"Aku bertanya-tanya mengapa setelah semua itu, tepatnya ketika teknologi militer kita berhasil pulih lima tahun lalu, sejak awal ayah hanya terus memfokuskan serangannya pada Kerajaan Lemuria."

"..."

"Bahkan ayah terkesan tidak ambil pusing dengan kerajaan-kerajaan lain yang memerdekakan diri. Lebih dari itu, ayah juga bersedia bekerja sama dengan kerajaan bekas jajahan Atlantis jika itu dibutuhkan untuk menghancurkan Kerajaan Lemuria."

"..."

"Tidak seperti mendiang kakek kita yang ingin menguasai seluruh dunia dengan menaklukan kerajaan lainnya. Aku pikir ayah memiliki motif tertentu pada Kerajaan Lemuria setelah peperangan besar dua puluh tahun yang lalu."

"..."

"Dan aku rasa, semua ini ada hubungannya dengan Fraksi Soule yang hingga saat ini keberadaannya sangat misterius."

"..."

"Kau tahu? Maksudku..."

"..."

"Jika kita bisa mengetahui apa yang terjadi pada Fraksi Soule setelah peperangan itu, aku rasa peperangan antara Kerajaan Atlantis dan Kerajaan Lemuria saat ini tidak perlu terjadi."

"..."

"Bukankah menyelesaikan akar permasalahannya lebih baik dibandingkan terus berperang?"

Mendapati penjelasan panjang-lebar yang diakhiri sebuah tanya itu, Jeno yang sedari tadi terfokus mendengarkan permasalahan yang sedang dibahas pun, seketika mengukir senyum geli di bibirnya sebelum akhirnya berkata.

"Sebegitunya kau ingin melindungi kekasihmu itu, huh?"

"Eh?"

Yang tentu saja dibalas oleh Haechan dengan ekspresi kebingungan tiada tara, saking tidak pahamnya mengapa Jeno justru membalas penjelasannya barusan dengan topik yang sama sekali tidak berkesinambungan.

"Apa maksud—"

"Jelas sekali bukan?"

Jeno sengaja memotong perkataan Haechan dengan cepat, di sela-sela punggungnya yang telah mendarat nyaman pada sandaran kursi di belakangnya, berbekal kedua tangan yang tersilang di depan dada.

"Kau sengaja melakukan semua ini," lanjut Jeno sambil mencuri pandang pada bayang-bayang buku di hadapan mereka. "Bahkan sampai mempertaruhkan nyawamu untuk menyelinap ke wilayah Lemuria demi mencari tahu tentang Fraksi Soule," ucapnya lagi dengan manik oniksnya yang telah tertuju kembali pada Haechan. "Apalagi kalau bukan karena kau takut kekasihmu itu mati di medan perang?"

"..."

"Karenanya, kau ingin mencari jalan sedamai mungkin, dengan berusaha menyelesaikan akar permasalahan yang ada, agar ayah tidak lagi terobsesi menghancurkan Kerajaan Lemuria. Begitu kan?"

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang