"Yang Mulia Putra Mahkota. Tanpa mengurangi rasa kagumku pada ide itu. Tapi apakah Yang Mulia berkenan mempertimbangkan beberapa pemikiranku ini?"
Di tengah keterdiaman Mark yang sedang berpikir keras untuk menemukan cara menyelamatkan Haechan. Sedari tadi Ketua Taeyong yang nyaris tak berucap apapun, pada akhirnya memecah keheningan yang ada. Sehingga semua orang yang menghadiri pertemuan itu termasuk Putra Mahkota Lucas sendiri, tak memiliki alasan untuk tidak mendengarkan pendapat dari Sang Pemimpin dari Fraksi Nerro tersebut.
"Tentu saja, Ketua Taeyong," balas Putra Mahkota Lucas penuh rasa hormat. "Aku akan sangat senang mendengarkan tanggapan dari Ketua Taeyong tentang ideku ini."
Setelah melempar senyum tipis sebagai rasa hormatnya pada balasan Putra Mahkota Lucas yang tak kalah sopan terhadapnya. Pandangan Ketua Taeyong lantas menyebar sebagai isyarat agar semua orang mendengarkan secara seksama apa yang ingin ia katakan.
"Ide Putra Mahkota Lucas untuk menculik Pangeran Bungsu Atlantis ini, tidak diragukan lagi memang merupakan cara terbaik dari yang terbaik."
Ada ekspresi tersanjung yang terukir sekilas di wajah Putra Mahkota Lucas ketika mendengar pujian Ketua Taeyong.
"Akan tetapi aku pikir dengan ide sebaik itu. Pastinya memiliki harga sepadan yang harus kita bayar."
Namun semua itu tak berlangsung lama, oleh karena Putra Mahkota Lucas yang seketika menjadi sangat serius, demi mendengarkan baik-baik beberapa poin-poin terlewatkan dari idenya yang sepertinya telah ditemukan oleh Ketua Taeyong.
"Bagaimana pun, jika deskripsi Putra Mahkota Lucas mengenai Pangeran Bungsu Atlantis ini benar adanya seperti itu. Jika Raja dan Putra Mahkota Atlantis memiliki obsesi untuk menjaga Pangeran Haechan dengan cara sekeji itu. Ada sedikit ketakutan yang bisa terbayang olehku. Tentang resiko terburuk yang harus kita hadapi bila kita benar-benar menculik Pangeran Bungsu Atlantis ini."
Di tengah jeda yang sengaja Ketua Taeyong ambil setelah berucap lumayan panjang. Mark tak bisa menyembunyikan ekspresi penuh rasa terima kasihnya pada ayahnya tersebut. Ketika menyadari bila ucapan dari Pemimpin Fraksi Nerro itu justru telah membantunya untuk menyelamatkan Haechan dari rencana penculikan.
"Bukan berarti aku menganggap Pangeran Chenle tidak seberharga Pangeran Haechan."
Tak butuh waktu lama bagi Ketua Taeyong untuk melanjutkan ucapannya, demi mengusir kemungkinan dari orang lain yang akan menyalahpahami maksudnya.
"Hanya saja aku rasa, kita juga harus memikirkan konsekuensi paling buruk yang bisa saja terjadi pada Lemuria, jika kita memprovokasi pihak Atlantis melebihi batas."
Benar.
Benar sekali.
Mark sangat setuju, karena sedikit-banyak ia bisa membayangkan reaksi kemurkaan hebat yang akan mendera Kerajaan Atlantis. Sehingga gambaran dari kehancuran Kerajaan Lemuria akibat gempuran teknologi mengerikan Atlantis dalam sekejap, bukan tak mungkin benar-benar terjadi jika Lemuria bersikeras mencuri "harta karun" mereka.
"Sebagai bagian dari Fraksi Lemuria yang memiliki kekuatan supernatural, kita mungkin bisa bertahan. Tapi apakah rakyat biasa Lemuria bisa melakukannya?" ucap Ketua Taeyong menjabarkan poin penting lainnya. "Apapun yang terjadi, keselamatan rakyat Lemuria tetap yang utama. Ada baiknya kita meminimalisir resiko dari setiap keputusan yang akan kita ambil.
"..."
Keheningan yang lagi-lagi menghiasi ruang pertemuan tersebut, dipenuhi dengan ekspresi semua orang yang terlihat memikirkan ucapan Ketua Taeyong secara sungguh-sungguh. Tak terkecuali Putra Mahkota Lucas, yang merasa bila pemikiran Ketua Taeyong memang patut untuk dipertimbangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Fanfiction"Kau... punya seribu alasan untuk meninggalkanku. Kenapa tetap bertahan?" "Tentu saja karena aku juga punya seribu alasan untuk tetap berada di sisimu. Kenapa aku harus meninggalkanmu?" *** Sebagai Pangeran Atlantis, Haechan sadar bila takdir sama s...