"Apa kau yang bernama Andini Kharisma Putri?"
Andin menengadah demi bisa melihat wanita anggun di hadapannya tersebut.
"Ya, saya sendiri."
"Aku perlu bicara berdua saja denganmu. Bisakah aku meminta waktumu sebentar?"
Hartawan yang tahu niatan sang mantan istri menengahi.
"Andin perlu banyak istirahat. Tidak bisakah kau beri dia waktu sebelum bertanya padanya?"
Rosa melirik dingin pada Hartawan, "Aku tidak bisa menunggu. Hartawan, inilah mengapa kita tidak pernah cocok satu sama lain. Bahkan hingga kini pun, antara kau dan aku, kami tidak punya pandangan yang sama dalam menyelesaikan masalah. Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kau diam saja. Biar aku yang urus semuanya!"
Pria itu tertegun. Antara malu karena dihardik di depan Surya dan Andin dan merasa kesal pada dirinya sendiri karena merasa tak berdaya.
"Saya bisa bicara dengan Anda. Tetapi, sebelum itu, saya mau bertemu dengan Al."
"Percuma saja kau melihatnya. dia belum sadar. Dokter telah melarang selain keluarganya, orang lain tidak boleh masuk. Kalau kau mau melihat putraku itu, aku bisa memberimu izin, asal dengan syarat kau harus bicara dulu berdua saja denganku."
Apa yang dia katakan bukanlah bohongan. Memang benar dokter telah berpesan pada kedua orang tua Aldebaran itu agar mengurangi kunjungan dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan menerima banyak orang melihat keadaannya.
Apalagi setelah Aldebaran baru saja selesai melakukan operasi. Semakin ketat pengawasan terhadapnya dari sang ibu pula.
"Sebentar saja, tidak apa-apa meski hanya melihatnya dari jendela." ucap Andin terus memaksa. Tidak menyerah keinginannya untuk bisa melihat kondisi Aldebaran.
"Saya mohon,"
Surya maju ke depan, tak tahan melihat putrinya yang memelas begitu.
'Tolong, Ros. Biarkan putriku melihatnya sebentar saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...