SS2 - BAB 63

131 13 5
                                    

___

"Jauhi putraku! Ini adalah peringatan terakhir untukmu!" Rossa berdiri. Tidak butuh Andin menjawab perkataannya.

Andin yang keras kepala mana mungkin setuju, akhirnya ia kembali menolak tegas. "Saya tidak bisa."

"Kau tak bisa?"

"Jika permintaan Anda adalah untuk menjauh darinya, saya tidak bisa."

"Andini!" Rossa berteriak marah.

"Saya mencintai putra Anda dan Al juga demikian."

"Jangan delusi! Mana mungkin putraku masih punya perasaan itu padamu?! Dengan ingatannya sekarang, aku pastikan dia akan melupakan perasaan bodohnya terhadapmu! Bagiku, kau tak layak berdampingan dengannya!" Rossa jelas menekankan kebenciannya sampai dadanya naik turun dengan keras.

Berhadapan dengan Andin ataupun setiap orang yang terlibat dalam kecelakaan putranya senantiasa membuat dia tak tenang. Ini juga berlaku untuk Andin yang telah berkhianat padanya.

"Dia bukan lagi orang yang kau kenal, Andini. Jadi aku peringatkan padamu agar jangan memiliki harapan lebih untuk putraku. Ini peringatan terakhir, demi kebaikanmu juga, enyahlah dari hadapan putraku!"

Andin sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membalas setiap kalimat pedasnya. Setelah dia selesai melontarkan ancaman itu, Rossa pergi dari restoran itu.

Seorang pria yang tadi membawa Andin, masuk ke dalam ruangan.

"Nyonya Rossa meminta saya untuk memberikan ini pada Anda." Pria itu meletakkan secarik kertas yang berisikan alamat.

Awalnya Andin tidak tertarik pada secarik kertas di atas meja, namun setelah dia berpikir lama, dia akhirnya mengambil kertas tersebut. Tertulis di atas keras sebuah alamat restoran detail beserta jamnya.

Meskipun Andin tak tahu maksud dari alamat di kertas, namun karena itu dikirim oleh Rossa, dia tak bisa mengabaikannya. Andin memutuskan pulang dulu ke rumah demi untuk menyiapkan keperluan pulangnya di hari itu. Ia membawa semua barang-barangnya ke kediaman sang ayah.

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang