___
Tak lama kemudian, sebuah panggilan masuk. Aldebaran meneleponnya.
"Ya, Al?"
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Al yang saat itu masih di dalam mobil.
Andin melihat pemandangan dari jendela mobil, "Aku mau menjenguk ayahku. Apa aku sudah memberitahumu kalau ayahku sakit dan oleh karena itu aku pergi ke Jakarta?"
"Aku baru tahu hari ini. Apakah ayahmu baik-baik saja? Bagaimana keadaannya sekarang?"
Hanya mendengar pertanyaan sederhana dari Al membuat perasaannya jadi hangat.
"Ayahku baik-baik saja sekarang. Kemungkinan besar dokter memperbolehkannya pulang nanti malam atau esok." jelas Andin masih mempertahankan senyum cantiknya.
Padahal dia baru bertemu dengan pria itu, tapi entah mengapa pertemuan diam-diam dan sepihak itu masih belum bisa mengobati kerinduannya. Andai saja bisa, dia ingin sekali bertemu dengan prianya ini. Tapi, apa mungkin Al mau?
Tepat saat pikiran ingin bertemu Aldebaran terlintas dalam kepalanya, suara Al yang terdengar merdu mengalun.
"Kalau kau tidak keberatan, aku ingin mengajakmu bertemu. Temani aku makan malam, Andini." pintanya yang tentu saja akan langsung diiyakan oleh Andin.
"Tentu saja aku mau. Mau makan malam di mana? Kirimkan aku lokasinya."
Al terkekeh, dan Andin yang mendengar tawa itu seketika berubah merona pipinya.
"Maksudku, bukan berarti aku mengharapkan ini." cicit Andin ingin membela diri tapi sudah terlambat. Semakin dia ingin menjelaskan, kedengarannya malah jadi sebaliknya.
"Aku kirimkan alamatnya melalui pesan. Sampai jumpa nanti malam."
"Sampai jumpa juga, Al." sahut Andin masih dengan muka memerah dan senyum konyolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...