SS2 - BAB 44

171 17 0
                                    

___

"Apakah yang dikatakan oleh Sal benar? Apakah Andin adalah wanita yang mama maksud selama ini untuk aku jauhi?"

Sepasang mata yang tadinya terpejam seketika terbuka dan mata berlinang air mata adalah apa yang Aldebaran lihat.

"Bagaimana kalau mama bilang iya? Apa kau masih mau menemui wanita itu tanpa memberitahu mama lebih dulu seperti tadi?" Rossa bertanya serak akibat kebanyakan menangis. Kematian Roy telah menjadi duri dalam hatinya yang tak tersembuhkan.

"Seandainya aku tahu kalau Andin adalah wanita yang mama peringatkan untuk aku jauhi, aku tidak akan mungkin sudi mengenalnya, apalagi menemuinya," ujar Aldebaran dengan muka serius.

Apabila dia di suruh memilih antara kebenciannya terhadap pelaku kejahatan yang menewaskan adiknya dan seorang wanita yang baru saja ditemui dan berhasil menarik atensinya, maka dia tak akan ragu untuk memilih yang pertama.

"Apakah itu benar?" Rossa bertanya penuh harap.

"Kenapa mama meragukan aku? Bagaimanapun keluarga adalah segala-galanya buatku."

"Meskipun dia adalah temanmu?"

"Dia hanya teman dari masa lalu yang tidak aku ingat lagi. Aku tidak punya kenangan apa pun tentangnya, lalu mengapa aku harus bersikap lembut padanya hanya karena kami pernah berteman?" lanjut Al lagi yang membuat Rossa seketika menegakkan tubuhnya bangun.

Ia meraup putra satu-satunya itu dalam pelukan erat, seraya berkata dengan suara bergetar untuk mengingatkan Al akan keluhan mereka.

"Aku senang karena akhirnya aku tahu siapa orang yang mama maksud selama ini." ucap Al seraya mengelus punggung ibunya penuh sayang.

Sepasang matanya nampak dingin kala dia melihat ke arah dinding di hadapannya. Bahkan nada suaranya terdengar tak berperasaan saat dia meminta pada ibunya suatu hal yang sebenarnya ingin dia lakukan lama sekali.

"Aku ingin balas dendam, jadi tolong biarkan aku tinggal di sini lebih lama lagi. Aku harap mama mengizinkan aku kali ini."

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang