Empat tahun kemudian.
Sudah lama sekali sejak saat itu. Andin tidak lagi memiliki waktu untuk mencari tahu kabarnya atau dia sendiri memang sengaja tidak ingin lagi berurusan dengan orang-orang dari masa lalunya.
Kenyataan terlalu parah menyakiti dia. Hingga membuat dia takut menerima kebenaran yang sejujurnya tak dapat di sangkal. Bahkan, jika dia ingin menipu dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa semuanya mimpi, dia tahu dan sadar diri dengan kenyataannya, mereka tidak lagi bersama. Tidak lagi ada alasan untuk terus menjerat satu sama lain dalam hubungan yang sedari awal tidak pernah ada.
Setelah kepergian Aldebaran empat tahun lalu, dia sudah berusaha keras mendapatkan informasi sahabatnya itu tapi nihil. Seolah pria itu benar-benar menghilang dari hidupnya. Sejak saat itu, dia memutuskan untuk keluar dari rumah, meninggalkan kenangan pahit selama di Jakarta dan memutuskan untuk tinggal di kota kelahiran sang ibu hingga kini.
Ia membuka sebuah cafe demi menyambung hidup. Tidak lagi mau repot dikejar-kejar masalah yang akhirnya membuat hidupnya sengsara. Segala akses yang menghubungkan dia dengan orang-orang di masa lalu, dia pun telah menutupnya rapat, pun termasuk dengan hubungannya bersama sang papa nan jauh di sana.
Di kala Andin sedang melamun, seorang wanita mengenakan seragam kerja datang menghampiri.
"Buk ... Ibuk!" Tepukan di lengan membangunkan Andin yang sedari tadi nampak melamun.
Terkejut akan tepukan itu, Andin menjawab kaget, "Ya, ada apa, Mir?"
"Tidak pergi jemput Reyna? Sudah waktunya jam pulang sekolah." kata wanita yang dipanggil Mirna itu mengingatkan.
.... 🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...