"Jangan... Tidak, jangan lakukan. A--aku mohon." Andin memegangi kedua tangan kekar milik pria berbadan besar yang kini berlutut di hadapannya. Pria itu mencengkram kuat pergelangan kakinya.
Pria itu menyeringai kejam, mendengar permohonan dan tatapan takut dari wanita cantik di depannya membuat dia semakin bersemangat. Dia menjadi bergairah dan tak sabar mendengar jerit kesakitan yang sebentar lagi akan didengarnya.
"Ini kesenanganku, melihat manusia lemah sepertimu kesakitan. Oh... Ya, begitu, ekspresi itu, aku suka sekali." ujar pria itu tertawa terbahak-bahak saat melihat raut wajah Andin terpelintir sakit.
.
.
.Saat itu semua terjadi, seorang pria lainnya terlihat memvideo penderitaan yang dialami Andin.
"Ya ampun, ini membuatku terangsang. Bisakah aku memperkosanya sekarang? Pusaku sudah tegak sejak tadi ketika melihatnya kesakitan begitu."
Elsa melirik jijik pada pria bernafsu yang memegang HP.
"Berhentilah merekam! Lakukan tugasmu dengan benar!"
Pria yang telah berhasil mematahkan kaki Andin kemudian melepaskan cengkramannya dengan kasar.
Andin berbaring setengah membungkuk dengan berlinang air mata. Napasnya terengah-engah saat dia begitu kesakitan. Bajunya basah karena keringat dingin. Dan tubuhnya tampak rapuh saat dia mencoba memeluk tubuhnya sendiri agar berhenti gemetar.
Melihat keadaan Andin yang seperti itu, Elsa tampak puas dan tatapan bencinya tak berkurang sedikit pun.
"Ini adalah apa yang harus kau tanggung karena sudah berani ikut campur urusanku, kakakku sayang."
Telinga Andin berdengung. Suara-suara sekitarnya tidak jelas didengarnya.
"Apakah sudah cukup? Kelihatannya dia tidak mungkin bisa kabur."
"Cukup? Belum! Kau tak lihat dia masih punya tenaga untuk menangis? Hajar dia lagi. Toh, setelah ini, aku tak peduli lagi apakah dia hidup atau mati." kata Elsa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...