BAB 29 -

216 21 0
                                    

... 🦋🦋🦋

Beberapa hari telah berlalu dan akhirnya dia bisa kembali melihat pria ini. Andin mengulurkan jarinya ke depan, menyentuh alis Al lalu merayap ke batang hidung mancung pria tersebut. Netra coklat itu tertutup rapat hingga dia tidak bisa melihat binarnya kala sepasang mata itu memandangi dirinya.

"Aku harusnya datang lebih awal agar dengan begitu dapat melihatmu bangun. Sayang sekali aku harus kelewatan momen itu."

"Aku ingin bertanya apakah kau baik-baik saja atau tidak... dan sepertinya, aku perlu menunggu lagi hanya untuk bisa menanyakan itu langsung padamu."

Andin mencondongkan tubuhnya ke depan, meninggalkan ciuman lembut di kening Al seraya berbisik penuh harap, "Cepatlah bangun, aku merindukanmu...."

Momen singkat itu tidak bertahan lama, belum habis waktu yang diberikan oleh sang suster saat pintu bangsal dibuka dari luar dan sosok wanita anggun masuk ke dalam ruangan.

Melihat kedatangan Andin serta apa yang barusan dilakukannya, sontak saja wanita itu menegur marah, "Apa yang kau lakukan berada di sini?!"

Suara itu terdengar begitu keras di ruangan yang hening. Andin menolehkan kepalanya ke belakang. Sepasang matanya berubah cerah tatkala mendapati bahwa ternyata ibu Aldebaran lah yang datang.

"Tante Rosa, aku---"

Namun sebelum sempat dia menyelesaikan ucapannya, sebuah tamparan keras melayang jatuh mengenai pipinya.

Plak!

Kejadian itu tidak hanya membuat Andin tertegun kaku, tapi juga sang suster yang berdiri tak jauh dari mereka berdua sama-sama terkejut.

Andin mengerjap, belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa? Pikirnya, kenapa dia di tampar?

🦋🦋🦋

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang