SS2 - BAB 57

156 16 0
                                    

Al membeku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Al membeku. Tampak terpesona dengan senyum yang kelewat cantik itu. Dan jantungnya terdengar berdegup secara gila-gilaan.

Pria itu berdeham. Tanpa sadar mengambil langkah mundur dan Andin salah mengira kalau Al tak suka melihat wajah tersenyumnya. Senyum cemerlang pun menghilang secara perlahan.

"Tidak, jangan salah berpikir. Aku mundur karena kupikir tak baik bagiku bila terus melihatmu secara dekat terus menerus." ucap Al menjelaskan susah payah. Merasa bersalah karena dia lah penyebab senyum cantik kan menawan itu kini menghilang. Padahal dia masih belum puas melihat. Belum puas mengaguminya.

Tidak paham akan maksud ucapan Aldebaran, Andin bertanya penasaran, "Mengapa?"

Al terdiam sesaat. Alisnya saling bertaut. Pria itu nampak berpikir keras. Sedetik kemudian, suaranya yang merdu terdengar bergetar. Merasa malu akan pengakuan jujurnya pada Andin.

"Karena kau cantik. Amat sangat cantik sekali." akunya jujur seraya mengamati wajah ayu itu lekat, lagi.

Mulanya Andin tertegun mendengar pengakuan blak-blakan ini, tapi tak lama karena setelahnya dia tersenyum kecil dengan rona merah di kedua pipi chubbynya. Seketika itu dia teringat akan pertemuan pertamanya dengan Aldebaran yang pada saat itu masih remaja.

Ia pikir, dulu itu, cintanya kepada sahabatnya sendiri bertepuk sebelah tangan. Dia tidak pernah mengira kalau ternyata Aldebaran pun memiliki perasaan cinta yang sama seperti dirinya. Sayangnya, karena ketakutan akan kehilangan yang sama-sama dia dan Al rasakan, mereka berdua memilih jalan berputar dan saling menyakiti diri sendiri.

Pada akhirnya, karena dia merasa tak mungkin punya kesempatan untuk mengubah status persahabatan mereka menjadi hubungan sepasang kekasih, jadi dia menerima perasaan Nino kepadanya saat itu. Dan bahkan sampai menikah segala dengan Nino.

Siapa yang tahu, bahwa tepat disaat dia mengumumkan berita pernikahannya, Al justru mengutarakan perasaan terpendamnya?

Akan tetapi, meski Al telah mengutarakan cintanya kala itu, bagaimana mungkin dia dapat menerima perasaan sahabatnya sendiri begitu mudah? Di saat setelahnya, dia menerima Nino sebagai pasangannya.

Pada akhirnya, dia terus mempertahankan Nino dan bertekad untuk menganggap Aldebaran sebagai sahabatnya saja, tak lebih. Namun sayangnya, sebagai manusia dia hanya seseorang lemah yang bisanya berencana saja. Sedangkan untuk kenyataannya, takdir lah yang menentukan hasil rencananya tersebut.

Dan beginilah dia berakhir. Terombang-ambing dalam kesulitan selama beberapa tahun dan sekarang, dia harus hidup untuk menahan perasaan sakit sebab telah dilupakan oleh orang yang ia sukai.

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang