.
"Tuan Muda."
"Pergi dari hadapanku!" Suruhnya dingin.
Rendy ikut turun. Ia memiliki firasat buruk saat dia tak sengaja melihat Andin dan juga teriakan bernada keras tentang seseorang jatuh ke kolam. Dan firasatnya ternyata benar.
Melihat kedatangan Rendy, Al langsung menyuruh asisten tepercayanya itu agar membawa dokter ke kamarnya.
Al menurunkan pandangannya. Tubuh Andin gemetaran keras dalam pelukannya.
"Dingin," gumam wanita itu lirih.
"Kau membawa kesialan ini pada dirimu sendiri, untuk apa kau mengeluh?!" jawabnya mengomel.
Bertentangan dengan ucapannya yang terdengar marah dan dingin, pelukannya di tubuh Andin tampak hati-hati sekali.
.
.
."Tuan Al, saya sudah selesai melakukan tugas yang Anda berikan. Apa Anda masih membutuhkan saya melakukan hal lain?"
Rossa melirik ke arah pelayan itu. Ia berjalan mendekat. Tangannya terulur untuk mengambil setelan pelayan yang basah.
"Apa maksudnya ini?"
Dan dokter yang baru saja selesai mengecek kesehatan Andin pun ikut keluar untuk memberitahu pada Aldebaran.
"Pasien yang di dalam...." Ucapan dokter terhenti saat tatapan tajam dilayangkan oleh Rossa.
"Ma...." Al memangil ibunya yang kini berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Betapa kagetnya Rossa saat dia mengetahui siapa yang kini tidur ranjang putranya.
.
.
."Kau mengecewakan mama, Al."
"Maafkan aku." ucap pria itu menyesal.
"Karena kau memutuskan sendiri tanpa mau mendengarkan persetujuan mama, maka mama tidak akan segan lagi padamu."
Al menatap ibunya lekat, tampak bingung. Dia tidak mengerti maksud ucapan Rossa.
"Martin, kau bisa masuk."
Wajah Al berubah saat dia melihat empat pengawal yang tadi disuruh pergi kini datang kembali. Saat dia menyadari maksud ucapan Rossa barusan, Al menatap marah pada ibunya.
"Kenapa mama melakukan ini padaku?" tanya Al tak mengerti.
Al menggertakkan gigi sebab emosi. Kedua tangannya yang dipegang dengan kuat di kiri dan kanannya berhasil menyulut kemarahannya lagi. Pasti ada sesuatu yang ibunya sembunyikan darinya. Jika ibunya berkata seperti itu, maka kata-kata Andin tentang perasaannya di masa lalu, ia harus memercayainya juga.
Kebencian ibunya tidak pernah dibuat-buat. Itu kelihatan jelas dari tindakan dan sikap yang ibunya ambil setelah dia bertemu dengan Andin.
Dalam benaknya, Al bertanya-tanya. Apa jika dia mengakui, dan melanjutkan kesalahpahaman yang ibunya tunjukkan sekarang, dia dapat menemukan jawaban yang selama ini ia cari?
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...