SS2 - BAB 70. PEMBUAT ONAR

183 10 2
                                    

"ANDIN! KAU KETERLALUAN SEKALI!" Elsa berteriak marah. "MENYERETKU KASAR BEGINI, KAU PIKIR AKU INI APA?!"

Elsa tidak terima dirinya diseret dengan cara memalukan seperti barusan. Apalagi tadi itu banyak orang sedang melihat mereka. Dia tidak menyangka Andin masih bersikap dingin kepadanya walau mereka sedang dikelilingi banyak orang. Sialan!

"SAMPAH! AKU MELIHATMU SEBAGAI SAMPAH SEKARANG! KAU TIDAK MENGERTI UCAPANKU KAN?" Andin sama marahnya dengan Elsa hingga dia tidak segan-segan menyentak tangan adik tirinya itu kuat-kuat.

"ELSA, DIMATAKU, KAU SELALU JADI ORANG HINA. ORANG TAK TAHU MALU SEPERTIMU, AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI KENAPA KAU MASIH TERUS MUNCUL DIHADAPANKU!" Andin terengah-engah, pun napasnya jadi berat. Kata-kata keras itu membuat tenggorokannya sakit.

"Keparat sialan!" Elsa menggertakkan giginya akibat kemarahan meremas dadanya.

"Aku sudah bilang padamu, jangan pernah muncul di hadapanku lagi! Apa kata-kataku kurang jelas untukmu?!"

Andin menatap Elsa sama tajamnya. Ia menunjuk pada dada adiknya itu saat dia mengatakan peringatan terakhirnya.

"Pergilah sekarang juga. Jangan sampai aku melihat wajah menjijikkanmu muncul di depan mataku. Hanya dengan melihatmu sedekat ini, kau tidak tahu kan betapa kerasnya aku tidak muntah di mukamu. Sekarang, enyahlah! Keberadaanmu di tempat ini tidak diinginkan sama sekali!"

Setelah mengatakan itu, Andin berbalik. Niatnya ialah masuk kembali ke cafe, namun ucapan Elsa dari belakangnya menghentikannya di tempat dengan tubuh kaku.

Dengan tatapan tak percayanya, ia memutar tubuhnya lagi, menghadap Elsa yang kini berkacak pinggang. Seringai di bibir Elsa diabaikan oleh Andin. Fokus utamanya hanyalah pada kalimat yang barusan Elsa ucapkan. 

"Kau bilang ... Al, apa?"

"Lihat dirimu, begitu menyedihkan! Kau bahkan tak tahu berita sepenting ini!" Ejek Elsa dengan bibir menyeringai kejam.

"Katakan sekali lagi ucapanmu barusan...."

Elsa tertawa mengejek, "Biar kuulangi, pria itu, pria yang kau tunggu kedatangannya siang dan malam itu, kau tak tahu kan kalau sebentar lagi dia akan melangsungkan pertunangannya!"

Seolah pendengarannya disambar petir, Andin membeku sampai dia tidak bisa bergerak. Apa maksudnya tunangan?

Al?

Tunangan?

Dengan siapa?

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang