SS2 - BAB 55

212 14 0
                                    

"Nyonya Rossa, apa yang perlu Anda bicarakan pada saya?" Rendy yang saat itu baru pulang bekerja, masih mengenakan setelan formal kantornya duduk dengan punggung tegak menghadapi ibu dari sahabatnya.

"Rendy, aku minta padamu untuk tidak mengungkit masa lalu yang berkaitan dengan kehidupan putraku. Apa pun itu. Kalau kau masih menganggap Aldebaran sebagai sahabatmu, bantu dia untuk melupakan masa lalunya."

"Ini peringatan, tolong bicara pada istrimu juga agar menahan jarinya dari melakukan hal bodoh. Semoga peringatan kecilku ini dapat membuatmu paham sedikit. Turuti permintaanku, demi kebaikan keluargamu ini."

Peringatan berkedok ancaman itu mana mungkin Rendy tak mengerti?

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Andin sambil memicingkan mata curiga.

"Seseorang memintaku untuk menurunkan foto-foto kita."

"Siapa?"

"Tante Rossa," balas Rendy tidak menutupi apa pun dari Andin.

Mendengar nama ibu Aldebaran disebut, Andin membeku. Ia menunduk demi menatap pada telapak tangannya di atas lutut. Teringat akan kenyataan bahwa dia menjadi orang yang dibenci oleh ibu dari pria yang dia cintai.

"Andin...." Rendy memanggil temannya itu dengan pandangan ragu-ragu.

"Dia datang padaku beberapa hari lalu. Memintaku untuk bekerja dengannya. Tepatnya, dia ingin aku menjadi asistennya." kata Rendy seraya memalingkan muka menjadi melihat ke ujung meja.

"Yah... Itu bagus kalau begitu." Andin menanggapi dengan senang.

Andin yang telah mengetahui bahwa Rendy kemungkinan besar akan sering berada di sisi Al, lantas bertanya antisipasi, "Bisakah aku minta tolong?"

Dan seolah tahu akan arti dari tatapan Andin yang penuh permohonan dan harapan itu, Rendy menggelengkan kepalanya menolak sembari meminta maaf atas penyesalannya yang tak dapat membantu Andin.

"Aku tidak bisa. Aku memiliki kontrak perjanjian yang cukup rahasia dengan tante Rossa untuk tidak pernah membicarakan masa lalu Al. Maafkan aku, Ndin."

Andin langsung berubah linglung, tak menyangka apabila keinginannya meminta bantuan yang belum tersampaikan telah lebih dulu ditolak.

"Maafkan aku tidak bisa membantumu." Kata Rendy lagi mengulang.

Dengan senyum yang dipaksakan, Andin bicara, "Jangan merasa bersalah, Ren. Kalau tante Rossa meminta kau begitu, lakukanlah. Perjanjian di antara kalian, aku akan menganggap tidak pernah mendengarnya. Aku yang salah karena telah meminta sesuatu yang tak seharusnya padamu."

Rendy menggelengkan kepalanya, tidak keberatan, "Andai aku bisa, pasti membantu kau dekat dengan Al lagi .... "

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang