Aku akan menunggu.
Aku bersedia menunggu___
__ sampai kau kembali padaku.
Dengan utuh. Dengan selamat. Dengan cinta membara layaknya dulu.
___
"Maaf, aku minta maaf karena sudah egois dan tidak sekalipun memberimu kabar."
Bibir Andin mengerucut, matanya yang mulai terasa panas langsung disembunyikannya di ceruk leher Al. Dia tidak mau menangis!
"Ya, tidak apa-apa. Untunglah kau akhirnya kembali. Aku benar-benar bersyukur. Aku kira kau akan menggantungku lama sekali. Jika itu sungguhan terjadi, aku, aku...." kalimatnya tidak bisa diucapkannya dengan benar dan Al yang tahu akan emosinya terus memeluknya dengan harapan membuat Andin tenang.
"Andin, kau ingat? Dulu, aku pernah berkata padamu bahwa aku akan menunggu dirimu. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, aku bersedia untuk menunggu."
Bahu Andin bergetar parah. Ia ingin bangun namun Al malah memeluknya semakin erat, tidak membiarkan wanita itu melihat wajahnya yang pastinya sudah berubah merah. Dan berakhir dengan dia digoda secara terang-terangan.
"Al?"
"Itu adalah hari pernikahanmu dengan pria itu saat aku menyatakan cintaku padamu. Aku, meski pada saat itu merasa patah hati, tapi aku juga bahagia untukmu. Aku mengatakan padamu kalau aku mencintaimu dan aku tidak memintamu untuk menjawabnya, benar kan?"
"Al, apa ini? Bagaimana kau bisa mengingatnya?"
Ini tidak mudah, menyatakan perasaannya pada usia yang sudah tidak muda lagi. Ia sungguh malu luar biasa, tetapi bayangan tentang jawaban yang akan diberikan oleh Andin membuat dia mengeraskan tekadnya.
"Meski kau tidak menanggapi pernyataan cintaku yang dulu itu, aku tidak akan menyalahkanmu. Janjiku tentang ini, tidak berubah hingga sekarang." cicitnya yang masih bisa didengar oleh Andin.
Al mulai merenggangkan pelukan mereka berdua. Dia menyatukan dahi mereka saat Andin dibuatnya menunduk.
"Dan cincin ini, aku ingat memberikannya padamu waktu itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...