"Kau memiliki tubuh yang cantik," Al memuji kemolekan sang istri dalam pelukannya.
"Kau serius ingin melakukannya di sini?" tanyanya dengan suara serak.
Al menarik turun celana dalam terakhir yang tergantung di betis wanitanya, melemparnya sembarangan dan berhenti menggantung di nakas tak jauh dari posisi mereka berdiri. Jendela semi transparan yang menjulang sampai langit-langit memantulkan dua sosok yang saling berpelukan itu.
"Pemandangannya kelihatan indah di sini," bisik Al dengan nada sensual di dekat telinga Andin. Ia meraih dagu Andin, mengarahkannya ke arah laut luas yang membentang di luar, di balik jendela kamar mereka.
Andin hanya bisa melihat sedikit laut yang ditunjuk oleh Al. Tidak bisa benar-benar fokus melihat pemandangan yang katanya menakjubkan. Semua inderanya hanya tertuju pada apa yang dilakukan pria yang dicintainya itu tatkala setiap jengkal tubuhnya di ciumi perlahan sampai membuatnya lemas.
Saat kemudian kakinya di angkat, Andin tampak gugup dan melihat kembali ke arah pria yang kini memeluknya dengan erat. Sosok Al yang berada di depannya tampak sexy sekaligus menakutkan. Desah napasnya yang panas membara seolah membakarnya juga.
"Kau gugup atau takut?"
"K-keduanya. Sudah lama sekali tidak melakukannya, jadi aku sedikit takut dan menantikannya juga." balas Andin dengan mata penuh harap dan malu.
.
.Saat sebuah tangan memeluk pinggangnya dan tengkuknya terasa geli sebab napas pihak lain, ia membuka matanya yang terasa bengkak.
Selain matanya yang terasa kabur dan perih dikarenakan kebanyakan menangis, ia juga merasa tak nyaman pada tenggorokannya. Itu mungkin dikarenakan tadi malam dia terlalu banyak berteriak.
"Masih banyak waktu tersisa, tidurlah lagi."
Al berkata tanpa membuka mata saat merasakan Andin telah bangun.
"Aku mau mandi,"
"Aku mandikan nanti."
"Aku maunya mandi sekarang," kata Andin kekeuh.
Secara perlahan, Al membuka mata dan tengkuk mulus sang istri yang dipenuhi jejak cinta memasuki bidang penglihatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT)
FanfictionMendapati suaminya sendiri berselingkuh dengan adik tirinya, Andin merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia akhirnya percaya, bahwa peringatan Aldebaran - sahabat tersayangnya - benar. Namun semuanya telah terlanjur terjadi, ia telah memilih melep...