SS2 - BAB 52

166 12 0
                                    

Di sebuah rumah sakit, departemen pskiatri. Dua orang pria dan satu wanita berada di dalam ruangan tersebut. Pria yang tak lain adalah Aldebaran dan Angga itu datang untuk melakukan pemeriksaan serta konseling pribadi yang memungkinkan Al dapat mengingat beberapa kenangan terlupakan dari masa lalunya.

Dokter itu mendengarkan keseluruhan cerita dari pria di depannya. Berbagai pertanyaan turut diajukannya demi keberlangsungan terapi untuk ke depannya.

"Saya mengerti. Terima kasih atas kerja sama Anda, Tuan Aldebaran. Setelah saya mengetahui permasalahannya, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ingatan Anda pulih sedikit demi sedikit. Meskipun prosesnya membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran, saya harap Anda tidak menyerah." Dokter itu berkata seraya memberikan mencatat beberapa hal penting.

"Saya akan memberitahu Anda, dalam proses terapi ini, kemungkinan besar Anda akan mengalami beberapa ketidaknyamanan. Yah, seperti contoh mual, pusing semacam itu. Apa Anda tidak keberatan?"

"Saya tidak keberatan. Selama sesi terapi dapat membuat ingatan saya kembali, saya akan bekerja sama dengan Anda dan akan menerima apa pun efek samping dari terapi tersebut." balas Al tanpa fluktuasi apa pun di wajahnya.

Ketiga orang itu mengobrol sebentar sebelum kemudian janji temu selanjutnya diputuskan.

Ketika Angga dan Al keluar dari rumah sakit, Angga mengajak Al ke bar. Dalam perjalanan menuju bar itu, Angga yang duduk di kursi kemudi melirik ke arah sahabatnya yang banyak diam.

"Ada apa? Kenapa kau lebih banyak diam setelah dari rumah sakit?"

Al menoleh ke samping, "Hanya berpikir bagaimana caranya agar Sal dan Mama tidak tahu kalau aku melakukan konseling."

"Bicara jujur saja. Katakan pada tante dan sepupumu kalau kau ingin sembuh. Dari pada kau tutupi, nanti pun mereka akan tahu. Hari ini kita berhasil menyingkirkan anak buah mamamu, tapi besok? Aku yakin sekali tante Rossa akan semakin ketat dalam menjagamu." kata Angga mengeluarkan isi pikirannya.

"Coba aku pikirkan lagi nanti. Aku sebenarnya juga tidak mau menutupi ini dari mama." Ujar Al lalu kembali melihat ke luar jendela.

KESETIAAN SEORANG WANITA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang