2. Sekilas Kejadian

58.6K 2.9K 13
                                    

      Lili membuka matanya perlahan saat merasakan guncangan di tubuhnya. Astaga, padahal dia masih ngantuk, tubuhnya pun merasa tak enak.

"Bangun."

Lili menoleh lalu mengerjap. Dia menatap Haidar yang terlihat dingin, hanya memakai celana seatas lutut tanpa atasan.

"Lo kebo!" kesal Haidar lalu meneguk segelas air hingga habis setengah.

Lili mengerjap lagi. Apa dia sedang bermimpi? Kenapa ada Haidar di saat dia bangun tidur? Tunggu! Tidur di mana dia?

Lili mendudukan tubuhnya panik lalu memekik penuh kesakitan. Refleks Lili menekan intinya yang tak biasa.

Haidar menatap Lili datar saat tidak sengaja melihat sesuatu yang tidak boleh dia lihat. Haidar pun memalingkan wajahnya.

Lili menatap tubuhnya lalu menjerit dan segera menutupinya oleh selimut. Lili panik, sangat panik dan takut.

Apa yang terjadi?

"Kenapa? Kita kenapa? Lo apain gue?!" jerit Lili semakin panik.

Haidar menghela nafas pasrah. Dia yakin, semalam terjadi sesuatu antara dia dan Lili. Buktinya Lili kesakitan.

Haidar mengusap wajahnya frustasi. Kenapa harus Lili?

Haidar pun mencoba mengingat kejadian semalam, walau hasilnya masih samar dan ingatannya berantakan.

"Kayaknya kita di jebak," Haidar duduk di pinggiran kasur memunggungi Lili.

"Jebak?" suara Lili melirih dengan kedua mata basah. Dia sudah paham situasi yang terjadi.

Haidar mengangguk. "Lo inget semalam ngapain?" tanyanya datar.

Lili terdiam mencoba mengingat lalu menggeleng. Dia hanya ingat saat tengah ngobrol dengan Haidar, minum jus dan memakan cemilan.

"Inget ga?" tanya Haidar ngegas sambil menoleh.

Lili mendelik kesal. "Ga! Kita ngobrol terus gue lupa," cicitnya di akhir.

Haidar menghela nafas. "Kita bahas kalo udah pake baju yang bener." putusnya. Dia juga butuh mandi agar rileks dan bisa berpikir jernih.

Lili terisak pelan. "Ini maksudnya kita udah gituan, Haidar?" lirihnya.

"Hm," Haidar hanya bergumam, menyambar pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan pikiran terus berdiskusi tentang semua yang terjadi.

Lili pun menangis tak terbendung lagi. Selama ini yang dia jaga hilang? Dengan cara yang tak biasa, tidak dia ingat.

***

Haidar keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Terlihat lebih segar lalu dia lirik Lili yang termenung menghadap jendela terbuka. Sudah dengan pakaian lengkap.

"Jorok, ga mandi."

Lili hanya menoleh sekilas dengan sendu. Terlihat murung dan sangat sedih sekali. Lili berusaha mengingat yang terjadi namun tetap buntu.

Lili memilih bungkam.

Haidar melempar handuk basahnya ke atas kepala Lili. "Cuci muka, kita turun dan cari kebenaran." ujarnya.

Lili menyingkirkan handuk itu. "Mau pulang," lirihnya.

"Cuci muka,"

"Mau pulang,"

Haidar berdecak. Menatap Lili datar. "Cuci muka, terus kita pulang!" kesalnya lalu meninggalkan kamar.

Haidar kesal, kenapa juga Lili rewel. Apa susahnya cuci muka. Emosi Haidar sedang tidak stabil. Dia marah pada keadaan, dia terusik dengan semua yang terjadi.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang