Lili menguap, padahal dia sudah mandi dan sedang sarapan. Haidar menghampiri Lili yang hanya sarapan dengan roti dan cake mini itu, tak lupa segelas susu.
"Pilih," Haidar menyerahkan tabnya pada Lili.
Lili menerima dengan mengunyah malas. "Rumah sama apart?" gumam Lili lalu kembali mengunyah.
"Lo pilih lebih nyaman di mana," Haidar membungkuk, menabrakan bibirnya ke bibir Lili lalu menjilat krim cake di bibir Lili. "Gue keluar dulu," Haidar pergi begitu saja.
Lili menyeka bibirnya seraya menatap kepergian Haidar. Kenapa juga harus ada ciumnya? Kesal Lili misuh-misuh dalam hati.
Lili pun fokus melihat beberapa rumah, lingkungannya dan beberapa apartemen. Lili menimang dengan serius.
Apartemen lebih dekat dari kampus. Mungkin itu yang akan dia pilih. Mengingat Lili itu gampang malas. Dekat lebih bagus.
Lili menyimpan tab itu dan fokus menghabiskan sarapan.
Tak lama Haidar datang dengan beberapa kebutuhan di tangan kirinya. "Pilih apa?" tanyanya setelah menyimpan belanjaannya.
"Apart, deket kampus soalnya." Lili beranjak, memeriksa apa yang di beli Haidar. Ternyata beberapa alat mencukur, sabun wajah dan deodoran. Tunggu? Kondom?
Lili menoleh pada Haidar yang ternyata tengah menatapnya.
"Apa?"
"Ngapain beli ini?!" sewot Lili dengan wajah memerah. Mengingat semalam dia malu. Astaga!
"Lo siap hamil?"
"Ha?" Lili melongo.
"Gue tahu lo belum, makanya gue beli. Semoga yang semalem ga jadi," jelasnya seraya melanjutkan sarapan yang tidak di habiskan Lili.
Terlalu malas untuk pesan lagi dan juga Haidar malas sarapan banyak.
"Gue pikir ga akan lagi,"
Haidar menatap Lili malas. "Lo pikir cukup sekali?" lalu mulutnya kembali dijejalkan makanan.
Lili pun melempar kondom itu ke muka Haidar dan setelahnya kabur. Lili malu, kenapa juga Haidar membahasnya dengan tanpa dosa begitu.
Apa dia lupa kalau mereka tom and jerry yang tak pernah akur tapi tiba-tiba sangat intens dan intim? Apa tidak canggung? Atau malu?
Haidar memejamkan matanya sekilas, menahan kesal atas tindakan Lili. Sungguh tidak sopan istrinya itu.
Haidar tidak melanjutkan sarapannya. Tidak nafsu lagi.
Haidar mengusap tengkuknya, bayangan semalam terlalu bergentayangan. Haidar jadi tidak fokus.
"Astaga! Kenapa takdir gue harus Lili?" gumamnya sangat pelan.
***
Lili dan Haidar besoknya masuk kuliah. Wajah keduanya terlihat bad mood. Mungkin karena merasa risih dengan hoodie couple yang tengah di pakai.
Semua karena paksaan Sanum. Lili menyesal berangkat dari rumahnya. Kalau saja Haidar langsung mengajaknya pindah mungkin mereka tidak akan merasa malu seperti saat ini.
"Widih, tom and jerry kita udah akur nih," Tantan berseru heboh saat berpapasan di pintu kelas.
Orang-orang yang sudah ada di kelas jelas sorak menyambut kedatangan Lili dan Haidar yang terlihat semakin menekuk wajahnya itu.
"Tiba-tiba nikah, tiba-tiba hoodie kembar. Semagic itukah benci jadi cinta," seru Yuka yang duduk di kursi paling pojok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love (TAMAT)
Romansakisah Liliana Dan Haidar. Si tom and Jerry yang terlibat malam panas akibat jebakan seseorang. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? Yuk ikuti kisahnya :)