37. Penasaran Dan Rasa Lapar

26.8K 1.6K 19
                                    

Lili dan Haidar menjadi sibuk masing-masing. Lili sudah mulai kuliah dan Haidar tetap bekerja walau di akhir pekan tidak ada libur karena Haidar kuliah.

Waktu keduanya jadi menipis, walau begitu mereka tetap menyempatkan waktu teleponan atau video call tanpa perlu mengobrol.

Melihat satu sama lain saja cukup, saling mengetahui kegiatan masing-masing tanpa kata.

"VC aktif?" bisik Yuka.

Lili mengangguk, mengangsurkan ponselnya yang menampilkan Haidar yang duduk dan fokus pada lembar demi lembar berkas.

Yuka menggeleng samar. Siapa sangka mereka akan sebucin itu. Benar-benar efek benci jadi cinta semengerikan itu.

"Li, nih." Bram menyimpan beberapa cemilan pedas kesukaan Lili.

"Loh, buat gue?" Lili menerimanya dengan berbinar.

"Hm, kebetulan gue sama Shila liat itu, itu dari Shila." jawabnya.

Di layar ponsel Lili, Haidar terlihat melirik. Suara obrolan mereka terdengar, di layarnya hanya terlihat wajah Lili dari bawah. Ponselnya memang di letakan begitu saja di meja.

"Makasih ya,"

"Hm, sehat-sehat bumil," kata Bram.

Lili mengangguk dengan senyuman, mencoba abai tentang fakta kalau Bram menaruh hati padanya.

Yuka hanya mengamati interaksi itu lalu melirik layar ponsel Lili dan mengulum senyum geli.

Setelah kepergian Bram, Yuka menyenggol lengan Lili. "Noh, suami lo dah garang aja di sebrang sana." bisiknya.

Lili mengerjap, meraih ponselnya. Haidar tengah menatapnya.

"Dari Shila," kata Lili seraya memperlihatkan beberapa cemilan itu.

Haidar menatap datar. "Jangan dulu di makan, itu pedes." balasnya.

Lili mengangguk lalu mendongak saat dosen masuk. "Ada dosen," bisiknya.

Haidar pun paham, dia mematikan audionya.

Jangan tanya soal baterai. Semenjak sering VC atau panggilan suara, ponselnya jadi boros. Power bank saja bawa dua, sesuai keinginan Haidar.

Ponselnya sampai panas sesekali, untungnya masih baik-baik saja. Ah ralat! Itu ponselnya yang kedua selama setengah semester, alasan rusaknya karena sempat drop baterainya dan dari situ ponselnya error terus.

Untungnya Haidar mampu membeli yang baru lagi.

***

Lili menghentikan pergerakannya saat suara derap langkah dan obrolan mulai menyapa dari perlahan hingga jelas.

Dua manusia itu tengah asyik membicarakan Haidar. Tidak ada Haidar lain selain Haidar suaminya. Lili jelas pasang kuping.

"Hamilnya udah keliatan banget,"

"Apa itu hasil di jebak ya? Lo tahu siapa yang jebak dia?"

"Yang jebak mereka itu Namira," ucap salah satunya.

"Ha? Namira?" tanya yang satunya.

"Gue tahu dari Shila,"

Keduanya hanya cuci tangan, membuat obrolan itu tidak lama. Lili ingin keluar dan bertanya langsung pada teman beda kelasnya itu tapi pasti tidak akan jujur.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang