17. Suami-Istri Bukan Tom And Jerry

39.8K 2.3K 26
                                    

Lili menyikat gigi dengan lesu. Bukannya menyelesaikan masalah malah membuat masalah, masalah di tubuh lebih tepatnya. Haidar malah mendadak minta jatah.

Lili memainkan ponselnya dengan masih menggosok gigi. Notif Instagramnya semakin ramai semenjak Haidar mengupload foto cium pipi itu.

Captionnya membuat Lili geli. Tom and Jerry akur apanya! Lagi bercinta saja debat soal posisi. Astaga! Lili buru-buru menepis ingatan panas itu.

Haidar muncul dengan muka bantal dan rambut berantakan. Dari sore keduanya memutuskan tidur sampai pukul delapan malam barulah bangun.

Haidar berdiri di samping Lili, meraih sikat gigi dan pasta gigi. Keduanya sama-sama menggosok gigi.

Lili berkumur lalu mulai mencuci wajahnya. Haidar bersandar sambil menatap Lili dan menggosok giginya.

Ingatkan Haidar besok agar Lili menutup lehernya. Di sana ada banyak jejak, bisa-bisa sekelas mencie-ciekan lagi.

Haidar menyenggol pinggang Lili agar sedikit bergeser. Lili yang tengah melap wajahnya dengan handuk sontak berdecak.

Lili pun membawa langkah keluar kamar mandi. Dia ingin makan malam walau sudah lewat. Perutnya tak bisa di tahan lagi. Gendut? Bodo amat.

Lili kembali masuk ke kamar mandi. "Mau makan apa?" tanyanya.

Haidar melap wajahnya dengan handuk lalu membawa langkah keluar yang diikuti Lili.

"Samain," Haidar melepaskan kaosnya, dia ingin rebahan tanpa kaos. Lebih nyaman. Lili pun harus mulai membiasakan diri.

"Oke," Lili sibuk dengan ponsel. Tidak mungkin dia malam-malam menyuruh si mbo, kasihan. Lebih baik pesan antar saja. "Lo bawa ke bawah ya, gue males." Lili rebahan dulu.

Haidar tidak merespon. Ingin mendebat pun dia urungkan. Kasihan Lili pasti lelah setelah pertempuran mereka dari siang ke sore.

"UGH!" Lili memekik kencang saat seenak jidat Haidar menindih tubuhnya. "Apa sih! Berat tahu," semprotnya.

Haidar pun menggulingkan tubuhnya dengan senyum samar. Sudah cukup usilnya, Haidar lelah jika harus menepis pukulan Lili.

***

"Kenyang ah, udah." Lili menghentikan makannya lalu meminum sedikit air dalam gelas itu.

"Lo harus belajar hemat, kalau mau makan sedikit belinya lebih baik satu berdua, dibuang sayang," omel Haidar.

Lili menatap Haidar sebal. "Dasar orang kaya pelit!" ketusnya.

Haidar menyimpan sendoknya agak kesal. "Ini bukan soal pelit! Tapi soal makanan yang ke buang, masih banyak orang yang kesulitan di luar sana dan lo terlalu sombong buang-buang makanan!" omelnya lagi dengan begitu tegas.

Lili berdecak malas. "Ya kalau ga mau ke buang lo makan abisin!" sewotnya lalu beranjak dan pergi dari ruang makan.

Haidar menghela nafas, menatap kepergian Lili dengan sabar. Dia harus lebih giat membuat Lili lebih paham tentang semuanya. Dia dan Lili akan hidup bersama mungkin tidak sebentar.

Haidar memang terlahir dari keluarga kaya turun temurun. Tapi setelah menikah beda lagi. Haidar harus mencari uang sendiri apalagi setelah menikah dengan Lili semua fasilitas mewahnya di rampas sebagai luapan kekesalan Hengki karena Haidar tidak mau menurut.

"Belum tidur?"

Haidar menoleh pada mertuanya. Roger yang kini mendekat lalu belok menuju kulkas.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang