8. Anak Kecil Bikin Anak Kecil

47.1K 2.5K 41
                                    

"Haidar! Guekan sebelum berangkat mainin ponsel ya?" Lili menghampiri Haidar dengan merogoh sekitar saku celana, almamater.

Haidar menatapnya sekilas. Tidak merespon. Lebih tepatnya malas merespon.

"Lo ga bawakan?" tuduhnya seenak jidat. Mana mengganggu fokus Haidar.

Haidar sontak menatap Lili kesal. "Gue ga butuh ponsel rongsokan kayak gitu!" balasnya ketus.

Lili memukul lengan Haidar kesal lalu kembali ke kursinya. Dia harusnya tidak usah bertanya pada Haidar, hanya buang-buang waktu.

"Aneh, masa kecopetan?" gumamnya dengan kembali merogoh tas, mengacak-acak isinya dengan frustasi.

"Ketemu, Li?" tanya Yuka yang kembali mendekati Lili.

"Ga ada!" lirihnya dengan wajah di tekuk.

"Gue coba telpon, kalau ga aktif kemungkinan ke copet atau jatuh," komentar Yuka seraya sibuk mendial nomor Lili.

"Hm," lesu Lili seraya melihat layar ponsel Yuka.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau—"

Yuka matikan panggilan itu. "Ga aktif. Dua kemungkinan, jatuh atau dicopet." yakinnya.

Lili lesu seketika. Apes sekali. Lili pun mulai mengingat. Dia melihat grup kelas di wa, terus naik ke motor Haidar dan entahlah tidak ingat lagi.

"Ilang nih? Serius?" Lili berkaca-kaca. Semua data, kenangan dan astaga! Lili ingin menangis meraung-raung. "Huaaaa!"

"Berisik!" semprot Haidar.

Lili langsung mingkem dengan menatap Haidar sekesal-kesalnya. Air mata dia biarkan jatuh berbulir-bulir.

"Mamaaaaaa! Hapenya Lili ilaaaaangg!" Lili kembali meraung-raung, tidak peduli dengan tatapan tajam yang di lemparkan Haidar.

***

"Fokus, bodoh! Ceroboh!" omel Haidar setelah sigap meraih lengan Lili yang hampir terkena pinggiran wajan jumbo terisi selai kacang yang panas itu.

"Oke, maaf ya, nyet!" ketus Lili lalu menjauh dan mendekat pada Yuka. Di samping Haidar terlalu memancing emosinya.

Haidar kembali fokus. Dia rekam beberapa kali proses pembuatan selai ala rumahan itu.

"Aduh ah ah panas aww!" jerit Lili dengan berjingkrak kepanasan. Jemari Lili sibuk mengibas lidahnya yang terjulur.

"Aduh, neng! Nyicipnya yang udah dingin, lidahnya bisa melepuh," cemas salah satu ibu-ibu pegawai.

"Aaa hanas!" ujar Lili dengan masih menjulurkan lidahnya yang memerah.

Haidar yang berada di samping Lili jelas sigap melihat lidahnya yang memerah dan melepuh sebagian.

Lili mengerjap saat kedua jemari besar itu membingkai setiap sisi rahangnya. Haidar begitu serius mengamati lidahnya, Lili jadi malu.

Yuka, Aji, Ziha dan Shila saling menyenggol mengulum senyum. Ingin mencie-cie tapi takut keduanya jadi tom and jerry lagi.

Ziha merekamnya iseng.

"Ashh.. Peyih.." gumam Lili saat tanpa aba-aba telunjuk Haidar mengusap lidahnya. Apa tidak jijik?

Yuka dan Shila membolakan mata lalu sibuk saling menyenggol menahan kebaperan.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang