21. Sama-Sama Enak

40.1K 2.1K 23
                                    

"Moga hasil ya honeymoonnya," goda Yuka dengan alis bergerak tengil.

"Masih kuliah, belum lulus. Jangan terlalu berharap ya," jutek Lili seraya memeluk Yuka sekilas.

Yuka tertawa pelan lalu beralih bertos ria dengan Haidar. Mana mau Haidar di peluk ala-ala pamitan.

Bram pun bertos ria pada keduanya sebelum masuk ke dalam bus mini. Semua mengikuti jejak Bram.

Beberapa jendela kaca mobil pun turun. Yang di dalamnya melambai ke arah Lili dan Haidar, tak lupa mereka balas.

"Cepet acc ponakan gue, jangan nunda ga baik," celetuk Tantan.

"Nah, lebih cepet lebih baik. Lulus udah punya turunan satu," kata Shila menimpali.

"Jangan dengerin mereka, sesiap kalian aja. Nikmati waktu berdua," kata Bram.

Semua bersorak, kurang setuju dengan Bram. Mereka ingin segera melihat sosok anak bentukan dari Tom and Jerry.

"Malah bahas anak, udah sana!" Lili pura-pura mengusir.

Haidar hanya diam damai di samping Lili. Tidak seaktif Lili.

Mobil pun melaju, lambaian tangan mengantar kepergian mereka. Tak lupa do'a-do'a pun disertakan.

***

"Boleh gue pake ini?" Lili mengangkat bikini penuh dengan tali seukuran mie itu. Pasti akan cantik dan seksi.

Lili sungguh suka pada bikini pemberian dari Shila itu.

"Boleh, di sana ntar gue tarik talinya." Sarkas Haidar.

Lili manyun dengan dengusan. "Pelit!" dumelnya.

"Semau itu? Yaudah sana, lo pamerin tubuh lo di pantai!" ketus Haidar yang kini tengah menuangkan minuman ke gelas.

"Ya biasa dong!" Lili jadi ngegas.

"Lagian kenapa sih hobby banget pamer-pamer!" Haidar sepertinya masih bad mood entah karena apa.

Lili menggeram kesal. Kemarin-kemarin Haidar baik, kenapa hari ini ngeselin! Tahu begitu dia mending ikut pulang bersama teman-temannya.

"Kenapa jadi malah ngomel?!" Lili berkacak pinggang mulai tersulut. "Wajar dong pake bikini! Kita ini di pantai WOY!"

"Nada suara lo ke suami gitu ya! Emangnya pantes ngomong kayak gitu ke suami? Kita emang seumuran, lo mungkin nikah karena terpaksa tapi tetep aja, lo harus belajar jadi istri!" kesal Haidar lalu pergi menuju balkon.

"Lo juga jadi suami bisa ga engga ngomong sembarangan? Apa yang bikin lo jadi sensi gini sih?! Nyebelin tahu!" kesal Lili dengan masih mengekor.

Haidar tidak menjawab. Rahangnya hanya mengetat seperti emosi yang di tahan. Tatapannya terus menatap lurus pemandangan pantai yang ramai oleh bule-bule.

"Gue ada salah? Apa karena gue nolak s*ks di balkon?"

Haidar menoleh tajam. "Bukan soal s*ks!" jawabnya.

"Ya terus apa?!" jengkel Lili gemas.

Haidar kembali memalingkan wajahnya. "Ga ada, ga papa." singkatnya.

Lili menggeram kesal. Haidar begitu menyebalkan. "Anj*ng!" umpatnya.

Haidar menoleh sontak menarik kasar kepala Lili dan menggigit bibirnya sampai Lili mengaduh dan menjauh.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang