51. Hamil Lagi?

29.7K 1.4K 6
                                    

"Itu Fathiannya jaga!" kesal Lili pada Haidar yang malah asyik dengan mainan Fathian yang harus di rangkai.

Haidar melirik sekilas Lili yang memakai celemek dengan sepatula di tangannya. Terlihat seperti ibu rumah tangga yang hobinya ngomel.

Haidar menatap anaknya yang berjalan lalu terjatuh lagi. Fathian tertawa bayi dengan lucunya lalu berdiri pantang menyerah walau berakhir nyungsep di karpet bulu yang beruntungnya cukup tebal.

Lili jelas memekik kaget walau pun karpetnya tebal. Haidar tanpa banyak suara dia gesit mengangkat anaknya yang hanya mengerjap polos.

Haidar mengulum senyum geli. "Jagoan ayah emang kuat," lalu dia kecup gemas pipi Fathian sekilas dan membawanya ke tempat semula.

"Gimana sih! Untung jatuhnya di-"

"Nanti gosong loh masakannya, sayang." potong Haidar kalem. Kalau di balas keras Lili akan semakin keras.

Haidar malas untuk mode tom and jerry lagi. Walau sesekali memang kadang begitu.

"Astaga!" Lili panik dan bergegas menyelamatkan ikan goreng yang harusnya diangkat kini malah gosong.

Haidar menggeleng samar saat mendengar kehebohan Lili di dapur. Benarkan gosong!

"Yayah.. Inyan.." celoteh Fathian seraya mengacak hasil kerja keras Haidar yang sebelumnya sibuk menyusun sampai mengabaikan Fathian.

Haidar mengalihkan fokus lalu menghela nafas pasrah tanpa paham beoan Fathian yang kadang jelas kadang seperti bahasa alien.

"Eits mau kemana lagi?" Haidar mengikuti Fathian yang berdiri, melangkah dengan sempoyongan lucu.

Semakin hari Fathian begitu semakin berkembang. Dia mulai penasaran ini itu dan hobinya melempar mainan hingga berantakan.

Rumahnya berubah jadi kapal pecah setiap jam. Rasanya percuma di bersihkan.

"Jangan ke dapur! Bawa lagi, Haidar!" omel Lili.

Haidar pun menggendong Fathian paksa walau merengek ingin turun, bahkan menggeliatkan tubuhnya.

"Iya, bisa ga biasa aja!" kesal Haidar. Lili begitu sensitif dan banyak mengomel beberapa hari ini.

Lili menghela nafas, mendelik bete lalu kembali memasak. Sebentar lagi waktunya makan siang. Di hari libur dia malah bermood jelek, entah kenapa.

***

"Sini Fathiannya!" Lili terlihat masih bete, dia tidak melirik Haidar sedikit pun.

Haidar mencoba abai. Dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Fathian yang dia jaga selama Lili masak pun tidak mendapat masalah.

"Nooo!" tolak Fathian cadel yang merengek ingin kembali ke pangkuan ayahnya.

Lili pun pasrah. "Kita giliran, aku makan dulu," ujar Lili dengan masih bernada dingin. Benar-benar marah.

Haidar tidak merespon, dia hanya menatap Lili yang tengah makan asal-asalan, tidak di nikmati.

"Mama mau pinjem Fathian sehari, dia kangen." jelas Haidar setelah Lili menghentikan makannya yang seperti tidak nafsu itu.

"Aku tahu." singkat Lili lalu meminum setengah air putih dalam gelas.

Fathian meraih buah-buahan sampai mulutnya belepotan, terkhusus oleh buah naga.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang