42. Foto Studio dan Lahiran

28.8K 1.8K 26
                                    

       Lili menoleh lalu tersenyum. "Udah pulang, beneran pulang lebih awal," sambutnya lalu menerima kecupan di bibir dan kening dari Haidar.

Lili meraih tas kerja dan jas Haidar, membiarkan Haidar menyapa, mengecup perutnya yang sudah sangat besar.

Perkiraan dokter tanggal 15 anaknya akan lahir yang itu artinya ada 8 hari lagi. Berdebar jelas, takut pun kadang menghampiri. Semua campur aduk.

"Dia aktif hari ini?"

Lili menggeleng pelan. "Ga terlalu, anak kamu itu kalemnya bakalan kayak kamu deh, di dalem itu tenang, nendang pelan, kalau kata mama saat hamil aku, aku nendangnya sampe bikin mama kaget, aktif parah katanya," kekehnya.

Tidak di ragukan lagi. Lili memang pemalas tapi anehnya tidak bisa diam. Haidar sampai was-was karena sempat sempatnya Lili lari walau pelan, terus naik kursi, bersih-bersih.

Haidar ngilu sendiri.

"Jangan bilang bersih-bersih lagi?" Haidar melihat keringat di pinggiran wajah Lili.

Lili melempar cengiran.

"Kasihan si mbo, dia ngeluh makan gaji buta, sayang." Haidar menyeka keringat itu telaten.

"Ga banyak kok, tenang aja. Kan kata dokter bagus banyak gerak, asal jangan yang berat-berat."

"Oke, aku mandi dulu." Haidar mengecup pipi Lili lalu melangkah.

Lili memilih mengekor, dia harus menyimpan tas kerja dan jas Haidar ke tempatnya.

***

Haidar mendekat dengan sudah lebih segar. Rambut basahnya pun sudah dia keringkan agar Lili tidak bawel.

Lili menyambut, mengusap kepala Haidar yang kini terbenam di samping dada kirinya. Haidar bersandar di sana dengan nyaman dan ikut menonton. Tak lupa mengusap memutar perut Lili.

Tanpa kata memang, tapi rasanya nyaman dan hangat.

"Kapan aku lanjut kuliah ya? Apa lanjut via virtual aja?" tanya Lili setelah hening cukup lama.

"Kamu maunya gimana? Anak kita mau ada pengasuh?"

Lili menggeleng. "Buat bantuin dikit boleh, selebihnya aku mau urus sendiri." yakinnya.

"Hm, bagus." Haidar mengecup perut Lili.

"Aku mau foto studio, aku mau ada foto besar di saat aku hamil, terus nanti saat anak kita lahir juga, boleh ya?" pintanya.

Haidar mendudukan tubuhnya, bersandar di sofa tidak lagi pada Lili. Ternyata cukup pegal juga jika terus begitu.

"Kapan?" tanya Haidar lalu merangkul Lili dan kini giliran Lili yang bersandar pada Haidar.

"Bisanya kapan? Ada delapan hari lagi kalau perkiraan dokter."

"Secepatnya kalau gitu,"

Berselang dua hari keduanya foto studio. Tema pertamanya prince dan princess. Lili begitu cantik seperti perempuan dari kerajaan. Auranya kian terpancar.

Kemudian tema kedua seksi. Memakai gaun berwarna merah gelap. Haidar terlihat tampan bagai vampire. Lili sangat menyukai hasil yang kedua.

"Aduh!" Lili membungkuk memegang perutnya. "Aduduh! Kenapa ya?" lirihnya. Dia merasakan perutnya agak menegang.

Haidar merengkuh Lili. "Kenapa?" tanyanya panik.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang