3. Tapi, Enakan?

58.8K 2.9K 62
                                    

"Kenapa itu teh makanannya cuma di aduk, sayang?" tanya Sanum.

Lili tersentak pelan, saking larutnya dalam lamunan. "Eum? Ini mau di makan, ma." senyum tipis pun terbit.

Sanum mengangguk. "Makan yang banyak, jangan terlalu kurus jelek," balasnya.

"Gimana kuliah, sayang?" tanya Roger yang masih santai menyesap tehnya di hari libur ini.

"Ya gitu, pa. Pusing tugas, sama jadi PJ matkul itu berat ternyata," jawab Lili sekenanya.

Roger pun mangut-mangut. "Kita dua hari libur, mau liburan?" tanya Roger seraya mematikan tabnya.

"Mama teh baru mau usulin," jawab Sanum dengan cerah bahagia.

Lili menggeleng. "Maaf, ma, pa, Lili ga bisa, banyak banget tugas." jawab Lili dengan masih terlihat sedih walau tidak ketara.

"Yah, masa mama sama papa berdua,"

"Honeymoon aja, biasanyakan papa sibuk," Lili menaik turunkan alisnya dengan senyum dia buat lebar nan cerah bahagia.

Dia tidak mau orang tuanya melihat wajah kusut yang penuh pikiran. Masalahnya dengan Haidar biar terus jadi rahasia.

***

08++++++
Ini gue, Haidar.

Me
Ada apa?

Haidar
Bisa gue ketemu? ke rumah lo?

Me
Ga bisa, orang tua gue ga ada honeymoon

Haidar
Gue udah di depan gerbang rumah lo.

"Apa? Ishh nyebelin! Udah dibilangin jangan ke sini!" dumel Lili seraya turun dari kasur dan keluar dari kamar.

Haidar benar-benar sudah di depan gerbang rumah Lili. Selama mengirim pesan pun sebenarnya sudah ada di depan rumahnya.

"Udah di bilangin!" kesal Lili setelah sampai dan berdiri di samping Haidar yang duduk di atas motor besarnya.

"Lo udah tenang?" tanya Haidar tanpa peduli omelan dan gerutuan Lili.

Lili hanya bergumam dengan sorot mata kembali sendu.

Haidar melirik kaki jenjang Lili yang terbuka. Celana Lili terlalu pendek. Mungkin karena seharian di rumah makanya pakai celana sependek itu.

Haidar melepas jaket lalu membelitkannya ke pinggang Lili. Setidaknya Haidar berhenti melirik sesuatu yang menarik perhatiannya.

Lili terdiam, dia tidak menolak. Jujur saja dia lupa bahwa yang di pakaianya itu pakaian rumahan.

"Ga bisa di dalem, pelayan sama penjaga rumah nanti ngadu ke mama, papa," jelas Lili.

Haidar paham, mungkin Lili akan di marahi jika membawa laki-laki ke rumah di saat orang tuanya tidak ada.

"Gue tunggu, lo ganti celana dulu."

Dengan agak malu Lili mengangguk, melepaskan jaket Haidar lalu kembali masuk melewati pos di gerbang.

"Siapa, non?" tanya penjaga kepercayaan papanya itu.

"Oh temen, pak. Mau ambil tugas," bohong Lili tanpa menghentikan langkahnya.

***

Lili memegang pundak Haidar. Ini pertama kalinya dia naik ke motor Haidar dan jadi pertama juga bagi Haidar membawa seseorang di belakang motornya.

Haidar terlalu tidak tersentuh, membuatnya tidak punya teman yang bisa di ajak naik motor.

"Kita mau kemana?" tanya Lili agak sedikit menaikan nada suaranya.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang