18. Hukuman

38.1K 2.2K 36
                                    

    Haidar menghampiri Lili yang tak kunjung keluar kamar. Ternyata Lili tengah menelpon seseorang entah siapa.

"Udah dulu, lanjut nanti." Lili pun berbalik dan memasukan ponselnya ke saku hoodie.

"Lo, lama!"

"Kan ada lo, ajak ngobrol sana. Belajar bersosialisasi yang bener," ledek Lili.

Haidar tidak merespon. Dia meraih kerah hoodie Lili lalu mengamati jejaknya. "Masih belum ilang, terus tutup." dia rapihkan topi hoodie itu agar menutup beberapa jejaknya di belekang, samping maupun depan.

"Lain kali jangan hilang kendali! Kayak vampire lo!" Lili tepuk lengan Haidar lalu menyingkirkannya dan melangkah keluar kamar.

"Abis gue nafsu sama lo," balas Haidar yang kini mengekor itu.

Sontak Lili berbalik dan memukul Haidar random sesaat.

"Yaelah, berantem mulu lo berdua," Shila berseru heran.

Lili berlari kecil lalu duduk di antara Yuka dan Nabila. "Kalian kok ga kasih tahu mau ke sini, apart kita belum di isi, belum beres nata juga," keluhnya.

"Perdana dong, bagus masih luas gini jadikan muat sekelas main," balas Bram.

Apartemen pun ramai. Haidar si robot penyendiri kini mulai bisa berbaur. Mungkin karena mereka mulai kenal dan dekat sebagai teman.

Haidar terdiam saat Tantan membisikan sesuatu. "Antara Yuka atau Shila, gue curiga sama gerak-gerik mereka," bisiknya.

Haidar memicing ragu. Justru Haidar curiga pada orang lain. Ada dua orang yang dia curigai.

"Hey lo berdua! Jangan ke orang gay deh!" seru Yuka pada Haidar dan Tantan yang sebelumnya bisik-bisikan.

***

Lili rebahan di atas Haidar yang rebahan di sofa. "Mereka mabuk," lapor Lili pelan pada Haidar.

"Dan sialnya lo juga!" ketus Haidar. Dia kembali lengah. Malam ini teman-temannya itu berpesta kecil sampai tepar di mana-mana.

Haidar yang membeli makan malam pantas merasa aneh. Kenapa tidak ada yang mau menemaninya. Bahkan terkesan mendorongnya keluar.

"Guekan udah besar, gue cantik dan gue mau coba, lo sih larang! Jadikan gue tertantang," racau Lili dengan tak bisa diam, terus menggeliat dan mengubah-ubah posisi.

"Eugh!" Haidar meringis saat miliknya tak sengaja tertekan. "Diem! Lo pindah sana!" usirnya kesal.

Haidar akan marah besok lihat saja. Haidar tidak suka pesta yang melibatkan minuman beralkohol. Semua orang jadi kacau dan mengotori tempatnya.

Ditambah Lili tidak izin padanya. Sebagai suami dia merasa tidak di hargai.

"Mhh, marah terus.." manja Lili so imut lalu cegukan.

Haidar diam menatap Lili yang kini menatapnya sayu, pipi memerah.

"Galak!" Lili mencubit pipi Haidar lalu menggigit bibir bawah Haidar sampai Haidar meringis dan refleks mendorong wajah Lili.

"Lo harus sadar! Gue guyur lo!" Haidar hendak bangun namun urung.

Di kamarnya banyak orang, tidak mungkin dia menelanjangi Lili. Haidar pun menghela nafas dan membiarkan Lili meracau di atasnya sampai terlelap.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang