Haidar menggendong bayi merah itu dengan terus menatapnya. Jantungnya berdebar hangat. Masih tidak menyangka dia jadi seorang ayah.
"Haidar, haus."
Haidar mendongak menatap Lili yang masih dalam proses pemulihan itu. Dia pun mendekat, meraih gelas dengan sebelah tangan menggendong bayinya.
"Pegang dulu, jangan minum. Aku simpen bayi dulu," Haidar berjalan ke arah box bayi, menyimpannya perlahan dan hati-hati.
Anaknya itu begitu damai, tenang. Benar kata Lili, dia seperti dirinya saat kecil. Lebih banyak diam mengamati, pasti besarnya begitu.
Haidar kembali mendekati Lili, membantunya untuk minum. Dengan hati-hati Lili kembali rebahan setelah selesai.
"Mau makan?" tawar Haidar dengan mengusap puncak kepalanya.
Lili menggeleng. "Anak kita tidur?" tanyanya.
Haidar mengangguk. "Serius ga mau makan? Mama, papa lagi di perjalanan kita titip kalau mau," tawarnya.
Lili menggeleng. "Mama sama papa mau ke sini? Padahal ga papa, kasihan lagi sibuk," balasnya.
Haidar mengecup kening Lili. "Orang tua kamu baru orang tua beneran, sesibuk apapun mereka tetep mengutamakan anak," lalu tersenyum tipis.
Lili balas tersenyum lemas. Jemarinya mengusap lengan Haidar yang jemarinya masih mengusap kepala.
"Kamu udah makan?" Lili menatap Haidar yang menatapnya penuh cinta itu.
"Hm? Udah, saat kamu tidur tadi," jawabnya dengan masih mengamati wajah Lili yang berisi.
"Kamu belum tidur ya? Tidur gih, nanti aku panggil kalau bayi kita nangis,"
Haidar yang memang mengantuk pun mengangguk. "Aku tidur sebentar ya sambil nunggu mama sama papa kamu," balasnya.
Lili mengangguk.
***
Haidar menggeliat, matanya terbuka lalu mengerjap saat mendengar suara-suara di sekitarnya. Mata yang awalnya buram kini mulai jelas.
Sanum dan Roger ternyata sudah datang. Sejak kapan? Kenapa dia tidak di bangunkan?
"Ma, pa?" Haidar duduk lalu berdiri dengan muka bantal dan rambut agak berantakan.
Sanum dan Roger menoleh, begitu pun Lili.
"Cuci muka dulu," perintah Roger yang di angguki Haidar.
Tak lama Haidar kembali bergabung, menyapa keduanya dan memeluknya sekilas bergantian. Terlihat sekali Sanum dan Roger bahagia melihat cucu tampannya.
"Mama yakin, akan mirip Haidar," Sanum perlahan menggendong bayi tampan itu.
"Bagus mah, biar nanti jadi keren. Kalau mirip aku nanti ga bisa diem, pusing!" kekeh Lili.
Sanum tertawa pelan mendengarnya. Dia menggendong dengan ahli dan tetap hati-hati. Tatapannya berbinar penuh cinta.
"Tampannya cucu nenek," Sanum menimang lembut.
Roger merapat pada sang istri, menatap cucu pertamanya sama berbinar. Jemari besarnya mengusap pipi sang cucu.
"Siapa namanya?" tanya Roger seraya menatap Lili dan Haidar bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love (TAMAT)
Romancekisah Liliana Dan Haidar. Si tom and Jerry yang terlibat malam panas akibat jebakan seseorang. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? Yuk ikuti kisahnya :)