Lili menoleh saat pintu ruangan Haidar terbuka. Dia jelas senang, berarti meeting Haidar sudah selesai.
"Udah beres?" senyum Lili luntur saat sosok lain muncul di belakang Haidar.
"Hai," sapa Nabila.
Haidar menghampiri Lili, mengecup keningnya. "Meeting udah beres," jawabnya atas pertanyaan Lili sebelumnya.
"Dia ngapain?"
Nabila tersenyum. "Gue datang sebagai perwakilan, papa ga bisa hadir." jawabnya dengan senyum formal.
Lili memicing sesaat. Instingnya jelas tahu. Tapi okelah. Lili mencoba mengabaikannya dan percaya pada Haidar.
"Nih, gue bawa titipan. Minggu lalu papa pulang dari LA," Nabila mengulurkan paper bag.
"Ga usah, Nab." tolak Lili dengan senyuman.
"Ini buat Haidar kok,"
Senyum Lili sontak lenyap. Lili ingin menjambak Nabila. Dia benar-benar mengibarkan bendera perang.
"Lain kali ga usah," Haidar menerimanya, menyimpan paper bag itu di meja.
Lili tersenyum puas saat Haidar membalas dengan dingin. Di ambil pun hanya sebatas menghargai.
"Gue pamit, minggu depan meeting di luar ya, gue yang atur." kata Nabila.
"Papa lo ga pulang?"
"Hm, masih akan di sana."
***
"Kenapa ga bilang meeting sama dia?" sewot Lili.
Haidar melepas jasnya. "Ga mungkin aku bawa kamu masuk," jawabnya kalem lalu kembali bersandar mengistirahatkan punggungnya.
"Bukan gitu maksud gue," Lili menghela nafas pendek. "Maksudnya tuh, bilang aja. Bilang doang," lanjutnya.
"Kapan ngikut aku-kamu?" Haidar mengusap punggung Lili tanpa mengubah posisi, Lili memang duduk di dekatnya.
"Ck! Malah bahas itu," Lili memukul ringan paha Haidar.
Haidar memilih menarik lengan Lili agar Lili ikut bersandar ke sofa. "Ada 10 menit, aku tidur dulu. Bisa bangunin?" tanyanya dengan begitu lesu.
Lili memeriksa suhu tubuh Haidar yang beruntungnya terasa normal. Lili pun mengangguk. "Tidurnya yang bener," katanya seraya beranjak dan membantu Haidar untuk rebahan.
Lili meraih ponsel, mengatur alarm sesuai dengan waktu yang diucapkan Haidar. Pantas ngantuk, semalamkan begadang.
Lili menyelimuti Haidar dengan jasnya. Ingatkan Lili untuk membeli perlengkapan tidur khusus untuk di kantor.
Lili juga akan meminta Haidar untuk cepat-cepat membenarkan ruangan istirahat agar segera bisa ditempati lagi.
Tak lama Haidar pun terlelap. Benar-benar pulas. Meninggalkan Lili yang bermain game lalu sekarang memilih melihat ruang rahasia itu.
Ternyata pakai kunci kata sandi. Lili terdiam mengusap dagu, mencoba menebak. Apa ulang tahun Haidar atau Hafin?
Tapi tunggu, dia tidak tahu ulang tahun Hafin. Haidar juga tidak pernah membahas dan membuka ruangan itu.
Oya! Hafinkan sudah cukup lama bekerja di ruangan ini. Pasti tahu!
Lili pun kembali duduk di sofa, memainkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Hafin yang tengah berlibur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate And Love (TAMAT)
Romancekisah Liliana Dan Haidar. Si tom and Jerry yang terlibat malam panas akibat jebakan seseorang. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? Yuk ikuti kisahnya :)