52. Saling Bergantian Dengan Fathian

28.2K 1.4K 7
                                    

"Jangan terlalu sering gendong, ada mba yang jagain selama kehamilan. Kalau sebentar boleh, pokoknya jangan yang berat-berat dulu," nasehat Sanum setelah dua hari mengurus Fathian dan tidak ikut Roger bekerja.

Lili mengangguk, mengusap kepala Fathian yang rambutnya lebat mirip seperti ayahnya.

Fathian berceloteh dengan sibuk memainkan mainan baru yang di belikan oleh Sanum sebelum pulang itu.

Fathian menoleh menatap Lili. "Na, yih.." ujarnya khas suara bayi, tangan mungilnya itu memamerkan mobil balap mini.

"Mobil kesukaannya, kakak ya?" tanya Sanum menyambar.

Fathian mengangguk dengan senyum cerah dan beberapa gigi mulai mengintip tumbuh.

"Mana bunda lihat," Lili juga merespon. "Wah bagus ya," responnya riang.

"Wahh.." tiru Fathian dengan suara bayinya yang lucu dan tawa riang.

Semakin hari Fathian semakin banyak ekspresi.

"Mama pulang dulu ya, sayang." Sanum memeluk Lili, mengecup keningnya sekilas. "Sehat-sehat sama bayinya, jangan banyak pikiran. Ga usah khawatir, ini semua anugrah," yakinnya seraya mengusap perut Lili.

Lili mengangguk menahan tangisnya. Dia jadi mudah tersentuh, mungkin karena kehamilannya.

"Kalau mual, lemes jangan sungkan telepon mama. Fathian juga ada mba, ga papa diurus mba dulu yang penting kamu pantau aja,"

Lili mengangguk patuh. "Makasih ya, ma." ucapnya.

"Hm, mama pulang. Salam buat Haidar, maaf mama ga pamit,"

Lili mengangguk maklum. "Mba tolong titip Fathian sebentar, anter dulu mama," ujarnya.

"Iya, bu."

***

Haidar yang rindu Fathian jelas bergegas membersihkan diri agar bermain dengannya. Lelah karena pekerjaan benar-benar sirna melihat Fathian.

"Keringin dulu rambutnya," tegur Lili saat Haidar membawa Fathian dari gendongan Lili dan mengangkatnya.

Haidar mengajak Fathian bermain terbang-terbangan. Tawa Fathian begitu renyah. Kekesalan Lili sontak menguap, bibirnya tertarik ke atas karena tertular tawa Fathian.

Haidar tak kalah lucu, dia ikut tertawa gemas, kadang menggesekan hidungnya dengan Fathian.

Fathian begitu senang.

"Aduh, istirahat dulu. Anak ayah makin berat." di kecupnya gemas pipi Fathian dan tak lupa dia endus wangi menenangkan itu.

Haidar terengah pelan. Membiarkan Fathian merangkak naik ke tubuhnya yang bersila, Fathian berdiri dengan bertahan memegang tubuh Haidar.

Fathian masih terlihat ragu untuk berjalan. Jika berjalan pun kadang masih jatuh, kalau merangkak sudah sangat ahli dan cepat.

"Ayah istirahat dulu, oke?" Haidar memegang pinggang mungil Fathian agar berdiri tegak.

"Keh.." tiru Fathian.

Haidar tertawa pelan dan menghadiahinya kecupan lagi.

Lili beranjak untuk meraih handuk di pundak Haidar, dia akan membantu Haidar mengeringkan rambut.

"Makasih, sayang." ucap Haidar yang di balas gumaman Lili.

Hate And Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang