Bila mengigit jari telunjuknya saat ia melihat sebuah postingan seseorang tentang makanan yang sedang ia idamkan saat ini. Ia sangat menginginkan baso yang berada di sekolahnya dulu, dengan sedikit pedas membuat liurnya seakan menetes.Bila menghela napas, ia tak mungkin memintanya kepada Noval. Laki-laki itu pasti memarahinya habis-habisan, Bila sangat menginginkannya seolah hanya baso itu yang menuntaskan rasa laparnya dari semalaman.
Bila hanya bisa menatap semangkuk baso di dalam ponselnya, ia tak mungkin keluar dengan keadaan seperti ini. Walaupun dengan masker dan juga kacamata, Bila takut akan ada yang mengenalinya. Karena sosok Bila yang dahulu telah pergi dari sini, hanya tinggal Bila yang penuh air mata.
Satu harapannya saat ini adalah Regan, Bila ingin menghubungi laki-laki itu tapi ia takut Regan sedang sibuk. Bila juga tak mau sampai Noval tau, jika ia masih berhubungan dengan Regan. Walaupun hanya laki-laki itu yang bisa menolongnya saat ini.
Perutnya kembali berbunyi, Bila menghela napas gusar. Ia ragu-ragu menghubungi Regan, tapi tidak di angkat. Bila menyimpan ponselnya di atas ranjang, beberapa menit kemudian ponselnya berdering. Ternyata Regan menghubunginya, Bila mengigit bibir bawahnya.
Ia mendekatkan ponsel ke telinga kanannya.
"Kenapa?" tanya Regan di sebrang sana.Bila mengigit jarinya, ia ingin bersuara namun ia ragu. "Halo."
"Gue bisa minta tolong."
"Hm."
"Beliin gue baso di sekolah." Bila langsung menutup matanya setelah berbicara bersama dengan Regan di telepon.
"Oke." Bila membuka matanya, ia mengigit bibirnya. Merasa bersalah karena meminta bantuan pada Regan, laki-laki yang dulu tak pernah ia kenal. Kini mereka dekat walaupun tak sedekat Noval dan Bila dulu.
Bila menyandarkan tubuhnya setelah kembali menyimpan ponselnya di atas nakas. Rasanya ingin menghubungi suaminya tapi Bila takut jika Noval tidak akan melihat atau membalasnya sama sekali. Ia sudah terbiasa di abaikan oleh Noval, walaupun ada rasa ingin memberontak dan juga kabur dari kehidupan pernikahan ini.
Tapi kalau ia pergi, Bila mau ke mana? Tidak ada tempat untuk seseorang seperti dia di sini. Mungkin ia akan di pandang jelek karena hamil di luar nikah dan anaknya di sebut anak haram.
Bila hanya bisa meratapi nasib buruknya, ia seperti sedang berakting di mimpi buruknya. Bila berharap semua yang terjadi ini, tidak akan membuatnya menyerah hingga sampai nekat bunuh diri.
Bila kembali mengecek ponselnya, siapa tau Noval akan mengirimkan chat seperti dulu dengan kata-kata romantis. Tapi sekarang berbeda, ucapannya kini begitu kasar sama seperti semalam.
Regan menghubunginya, laki-laki itu mengatakan bahwa baso yang ia inginkan tidak ada. Bila menghela napas, "Ya, udah engga apa-apa." Bila mematikan telepon sepihak.
Di tempat lain, Ikbal menatap Regan yang berada di kantin. Laki-laki itu tampak bingung seperti kehilangan sesuatu. "Kenapa, bro."
Regan menggeleng. "Engga, sana." Regan menyuruh Ikbal dan juga Fatih duduk. Laki-laki itu masih berdiri lalu mengusap rambutnya kasar.
"Di mana gue carinya."
Regan meninggalkan dua sahabatnya, mereka saling menatap lalu mengangkat bahunya acuh. "Lah, kok pergi," ucap Ikbal sembari masih menatap Regan yang sedang berjalan.
Fatih mengeluarkan ponselnya, menghubungi Regan. Laki-laki itu mengatakan jika ia akan pergi sebentar dan menyuruh mereka untuk memesan.
"Lo pesen apaan?" tanya Fatih.
"Lo yang bayar?" tanya Ikbal.
Fatih menggelengkan kepalanya, ia menunjukkan ponsel yang menampilkan chat dari Regan. Laki-laki itu mengatakan jika ia akan meneraktir mereka berdua.
Ikbal mengangguk dan memesan semua makanan yang di inginkan.
Regan menaiki motornya dengan kecepatan sedang, matanya melihat ke kiri dan kanan jalan. Siapa tau ada penjual baso, Regan menghela napas setelah lima menit berkeliling tapi dia belum menemukannya.
Regan menghentikan motornya di taman, berjalan di sepanjang taman. Regan melihat sekeliling siapa tau ada. Tapi yang ia lihat lain, terlihat seseorang laki-laki yang sangat ia kenal sedang bersama seorang gadis.
Mereka tertawa bahagia, laki-laki itu adalah Noval. Regan mengepalkan tangannya, laki-laki itu tidak sadar kalau statusnya kini sudah berbeda dengan yang lain. Noval sudah berkeluarga dan sudah memilik seorang istri.
Wajah mereka saling mendekat, Noval melumat bibir gadis itu dengan brutal. Mereka tak tau malu, berprilaku tidak senonoh di depan khalayak ramai.
Regan masih terdiam melihat, dia mengambil ponsel di sakunya. Memotret kejadian yang tidak enak di pandang, ia akan menunjukkan foto tersebut pada Bila.
Regan memilih pergi, ia tak mau membuat masalah lagi dengan Noval. Regan takut namanya akan membuat laki-laki itu membenci seumur hidup, ia lebih baik mencari baso daripada berurusan dengan mereka.
Bila menghela napas, ia mengambil mangkuk. Menaruhnya di atas meja, Bila terus memandangi mangkuk kosong tersebut. Membayangkan kuah pedas begitu nikmat ada di depannya. Lagi-lagi Bila berkhayal, tidak mungkin ia mendapat itu semua dengan percuma.
Regan menghubungi kedua sahabatnya, ia mengatakan kalau dirinya tidak akan kembali ke sekolah. Regan menitipkan absen, Fatih hanya menghela napas tanpa menanyakan apapun.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, cepat-cepat Regan berlari menuju motor yang terparkir di ujung taman. Ia melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata, sesampainya di gedung apartemen Regan menghubungi Bila.
Bila yang berada di dalam tampak terkejut, ia langsung mengambil masker dan juga kaca mata lalu pergi menemui Regan.
Regan mengangkat plastik hitam yang berada di tangannya, Bila menutup bibirnya dengan tangan. Gadis itu sangat terharu dengan Regan, bisa-bisanya Regan begitu perhatian kepadanya.
Ia tak tau itu perhatian atau tanda kasian.
Regan menyuruh Bila duduk di kursi, laki-laki itu menyerahkan plastik tersebut pada Bila. "Nih yang lo mau, baso yang lo mau engga ada jadi gue cari yang lain."
Bila menerima dengan senang hati. "Makasih, maaf ganggu waktu lo buat beliin gue ini."
"Santai aja."
Bila mengangguk.
Regan menyerahkan ponsel miliknya. Bila menatap Regan dengan penuh tanya, "Hah?"
Regan mengambil tangan Bila, menyimpan ponselnya di sana. "Lo lihat."
Deg.
Napas Bila seakan berhenti ketika melihat foto yang ada di ponsel laki-laki itu. Ia bisa melihat jelas Noval sedang berciuman dengan gadis lain, hatinya teriris oleh kenyataan yang memilukan.
Noval sepertinya sangat menikmatinya, bahkan tangannya tampak bergerak ke sana kemari. Mata Bila berair, ia langsung menghapusnya lalu mengembalikan ponsel tersebut ke tangan Regan.
"Dia Noval?" tanya Bila, ia pura-pura tidak tau. Bila menyakinkan dirinya sendiri bahwa yang di foto itu bukan Noval-suaminya.
Regan mengangguk, Bila menghela napas panjang. Menyender tubuhnya di kursi, wajahnya ia tadahkan ke atas supaya air matanya tidak turun dengan sempurna.
"Sorry."
Bila menoleh kearah Regan sembari tersenyum tipis. "Udah biasa."
Regan mengangguk, ia terus menatap gadis di depannya. Bila tampak sangat kurus tidak seperti Bila yang ia kenal dulu saat gadis itu di perkenalkan kepadanya.
Wajahnya tampak lesu dan tidak ada semangat, bahkan bawah matanya begitu hitam dan juga tatapannya kosong.
Tubuh Bila di tarik oleh seseorang yang baru saja sampai ketika mereka asik terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Dan Lukanya (Selesai)
Teen FictionWarning : 17+ Selesai Ada beberapa adegan kekerasan! _ Follow sebelum membaca. Jangan lupa tinggalkan vote. _ Abila harus menelan pil pahit ketika kejadian beberapa bulan menimpanya, ia hamil. Semua orang menghilang kekasihnya, Ayahnya dan dunia...