"Pergi untuk benar-benar pergi."
..
.
Apa yang terjadi setelah kejadian itu?Bila menjadi sosok yang tertutup, memutuskan untuk sekolah setelah kejadian yang menimpanya kemarin berusaha untuk melupakannya dengan kesibukan.
Ternyata tidak bisa, Bila masih mengingatnya.
Bila menundukkan kepalanya saat berjalan di koridor sekolah, ia merasa kotor untuk di pandang oleh orang lain. Walaupun orang lain tidak tahu, ia sudah tidak perawan.
Tapi tidak di pungkiri pasti banyak yang sudah tidak perawan hanya saja mereka tutup mulut dan seolah baik-baik saja. Mereka menyerahkan kesucian pada kekasihnya karena cinta semata. Termasuk Bia, ia kehilangan kesuciannya dalam sehari dengan seseorang yang bahkan ia tidak tahu.
Tapi sebaiknya jangan memberikan harga diri itu begitu saja, laki-laki itu belum tentu menjadi suami kita kelak.
Mentalnya terkena sekarang, sering melamun sendirian di ruangan gelap. Bila mengurung dirinya semalaman, lampu kamar tidak ia nyalakan. Biarkan warna hitam masuk ke dalam tubuhnya.
Hancur? tentu.
Ia di lecehkan oleh seseorang yang ia tidak tahu siapa, Noval menganggap Regan pelakunya. Tapi, Bila merasa bukan Regan pelakunya. Bagaimana Bila bisa tahu?
Karena sentuhannya berbeda, bukan Regan ataupun Noval sedangkan orang yang menyentuhnya hanya karena nafsu semata.
Bayangannya pun berbeda.
Dengan pelan ia berjalan, penuh beban. Wajahnya sudah memancarkan senyum yang biasa Bila tampilkan kini sudah redup.
Lampunya sudah padam kemarin.
Kejadian itu merubah semuanya.
Semua menatap Bila dengan tatapan aneh, biasanya gadis itu paling heboh tapi sekarang tidak. Nabila yang baru sampai di situ pun, terdiam sesaat memandang punggung Bila yang tampak menjauh darinya.
Sahabat gadis itu merasakan keanehan dalam tubuh Bila, tidak seperti biasanya.
"Aneh," pikirnya.
Nabila terlari kecil mengejar Bila. Gadis itu berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Bia yang berada di sampingnya. "Lo kenapa?" tanya Nabila.
Bila menoleh, dia menggelengkan kepalanya. "Serius?" Nabila menyakinkan dirinya bahwa sahabatnya baik-baik saja.
Bila mengangguk. Nabila mengangkat bahu acuh, mungkin efek PMS.
--
"Baiklah Bapak Ibu, saya dan guru yang lain akan mempertimbangkan maksud dan tujuan Bapak Ibu ke sini."
Noval menghela napas lega, orang tuanya mengganguk paham. Dia mengusap punggung anaknya, laki-laki itu hanya tersenyum kecut.
Keinginan yang dia lontarkan kemarin malam di kabulkan oleh orang tuanya, dengan alasan tidak nyaman bersekolah di sini. Semua alasan tersebut hanyalah omong kosong, tidak ada orang yang membuat dirinya susah dulu tapi sekarang satu sekolah dengan Regan saja membuatnya muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Dan Lukanya (Selesai)
Novela JuvenilWarning : 17+ Selesai Ada beberapa adegan kekerasan! _ Follow sebelum membaca. Jangan lupa tinggalkan vote. _ Abila harus menelan pil pahit ketika kejadian beberapa bulan menimpanya, ia hamil. Semua orang menghilang kekasihnya, Ayahnya dan dunia...