"Berbuat baiklah, siapa tau kebaikanmu akan di balas nantinya."
..
.
.
.
.
.
Nabila mendapatkan pesan dari Tama, laki-laki itu mengajaknya untuk ketemu. Entah apa yang akan Tama bicara nantinya, Nabila langsung bersiap-siap dengan cepat.
Sesekali ia melihat ponselnya yang menyala, tidak ada tanda-tanda Bila mengirim pesan atau menghubungi dirinya. Setelah satu hari kejadian itu semuanya tampak waspada baik Regan ataupun yang lain.
Regan dan dua sahabatnya selalu mengawasi pergerakan di bawah pintu masuk setelah pulang sekolah. Regan bahkan meminta bantuan kepada penjaga jika ada sesuatu mencurigakan langsung menghubunginya.
Nabila melambaikan tangannya saat melihat Tama baru saja masuk ke dalam kafe. Ia langsung duduk di depan Nabila di kursi kosong, sudah lama mereka tidak saling berkomunikasi. Nabila sibuk dengan urusan Bila dan Tama sibuk dengan bolak-balik pergi ke luar negeri.
"Apa kabar lo?" tanya Nabila.
"Gue baik, Bila kapan balik?" Nabila langsung terdiam, kejadian yang menimpa Bila biarlah jadi rahasia. Ia juga sudah janji tidak akan menceritakan apapun kepada siapapun juga termasuk Tama.
"Engga tau, tahun depan kali," dusta Nabila, setiap hari ia selalu bertemu dengan Bila sepulang sekolah.
"Tadinya gue mau kasih ini." Tama mengambil kotak yang ada di saku celananya lalu menyerahkannya pada Nabila.
Nabila membukanya, sebuah gelang matahari kecil begitu indah tersimpan di dalam kotak itu. Ia langsung melihat Tama dengan kening yang mengerut, Nabila baru menyadari jika sahabatnya menyukai Bila.
Dari dulu memang gelagat Tama aneh jika melihat Bila dan Noval. Apalagi laki-laki itu lebih sensitif jika membahas tentang Bila, Nabila menghela napas panjang ia menutup kembali kotak tersebut lalu menyodorkannya kearah Tama.
"Gue engga tau dia balik kapan."
"Lo tau alamatnya, gue mau kirim ini," ucap Tama sembari memandang kotak yang ia beli beberapa hari yang lalu.
Saat melihat itu Tama langsung teringat dengan Bila, bukannya Bila menyukai bunga matahari.
"Gue engga tau, Tam. Sorry." Tama menghela napas.
"Gue mau kasih ini di hari ulang tahunnya." Tama kembali menyimpan kotak kecil itu ke dalam saku celananya.
Nabila terdiam, ia lupa jika beberapa hari lagi Bila akan berulang tahun. Nabila sibuk hingga tidak melihat tanggal berapa sekarang, ia kembali menyodorkan tangannya.
"Kasih ke gue nanti gue kasih ke Bila."
"Gue pengen kasih dia langsung."
"Yasudah kalau engga mau." Tama langsung menyodorkan kembali kotak itu kearah Nabila.
"Oke." Nabila menyimpan kotak itu di dalam tas.
"Gue engga bisa hubungi dia semua akun Bila engga aktif. Lo punya nomor barunya?"
Bila masih memakai nomor yang dahulu. "Gue engga punya."
"Terus Lo kasih hadiah dari gue gimana?" tanya Tama dengan nada tinggi, Nabila banyak sekali alasan sekarang tidak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Dan Lukanya (Selesai)
Ficção AdolescenteWarning : 17+ Selesai Ada beberapa adegan kekerasan! _ Follow sebelum membaca. Jangan lupa tinggalkan vote. _ Abila harus menelan pil pahit ketika kejadian beberapa bulan menimpanya, ia hamil. Semua orang menghilang kekasihnya, Ayahnya dan dunia...