Tentang Nira (Revisi)

170 11 3
                                    

"Wanita itu mengambil Ayahku sekarang aku mengambil kebahagiaan orang lain."
.

.

.


Anira Janiar, wanita dengan rambut sedikit pirang sepinggang itu menuruni tangga. Suara teriakan terdengar dari arah ruang tamu, ibunya berteriak dan terus memaki seseorang yang ia kenali yaitu Ayahnya.

"Sialan kamu, Nijar!" Kinan mengacak-acak rambutnya, berdiri sempoyongan sembari tangannya memegang botol minuman keras. Wanita itu terpengaruh oleh minuman keras yang berserakan di atas meja maupun lantai.

Orangtuanya sudah bercerai, Nijar Ayahnya tergoda oleh wanita lain yang umurnya di bawah ibunya.

Wanita yang lebih sempit dari ibunya.

"Berhenti mengurusi hidupku, sialan!" Kinan melempar botol yang di pegangnya ke lantai.

"Kamu menghancurkan hidupku dari dulu sampai sekarang."

Nira menutup telinga, setiap hari selalu begini membuat Nira tidak betah tinggal di rumah. Sebelum bercerai Ayahnya selalu membawa wanita itu ke rumah masuk ke dalam kamar yang selalu di pakai ibunya.

Desahan demi desahan selalu  Nira dengar setiap ayahnya membawa wanita itu kemari. Lala, wanita jalang yang umurnya dua tahun di atasnya selalu menatap Nira dengan tatapan sinis. Tangannya begitu membuat Nira emosi, bagaimana tidak tangan itu bergelayut di tangan Ayahnya.

Muak

Nira tersenyum nakal, jika Ayahnya di ambil maka ia bisa mengambil kebahagiaan orang lain. Toh apa bedanya, sama-sama mengambil?

Kepuasan, Nira menyukai itu. Orang-orang yang berada di rumah tidak pernah perduli jika ia keluar malam, tidak pernah perduli jika ia tidak pulang semalaman. Ibunya? Wanita itu selalu tidak sadarkan diri setiap hari bagaimana mengurusinya.

Nakal, Nira sudah di cap seperti itu oleh orang lain. Bahkan ia sudah tidak perawan sejak SMP, Nira menyerahkannya pada pacarnya. Ia ingat bagaimana laki-laki berada di atasnya, memuaskannya. Ah, Nira menyukai gerakan-gerakan nakal di setiap tubuhnya.

Menggelikan

Sentuhan tipis membuat tubuhnya langsung bergetar hebat.

Nijar, Ayahnya bukan sosok Ayah atau suami yang baik. Nijar tidak becus jadi suami atau pun ayah, 0 yang Nira berikan kepada Nijar.
Nira selalu menjadi samsak ketika orangtuanya bertengkar atau pun ketika ia mencari masalah dengan pacar Ayahnya.

Tubuhnya di siram air.

Lehernya di cekik hingga ia hampir mati karena kehabisan napas. Nira tidak sengaja menumpahkan kopi panas di paha pacar Ayahnya.

Atau ketika ia di tarik dari kamar hingga kamar mandi, di pukul, di tendang.

Nira memejamkan matanya sebelum keluar dari rumah, menutup telinganya setiap ada di rumah. Ia menaiki mobil sport merah, melesat jauh membelah jalanan di malam hari. S Nakal tetangganya selalu memanggilnya seperti itu.

"Anak sama ibu engga ada bedanya, kalau atas bejad bawahnya juga bejad juga. Engga ada yang waras,  dasar perempuan sekarang tidak tahu malu."

Bila Dan Lukanya (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang