Larayna Athaya (revisi)

26 2 0
                                    

"Lahirnya sebuah kelegaan."

.

.

.

.

.

.

.

Setelah bertarung antara hidup dan mati akhirnya Bila berhasil melahirkan bayi perempuan dengan utuh dan sempurna. Berat 2.500 gram dan tinggi 46,1 cm.

Nabila yang menemani Bila berjuang di ruang bersalin langsung berseru.

"Lo berhasil."

Dengan wajah yang pucat Bila mengangguk, akhir dari penderitaan akan berakhir. Setelah dibersihkan, Nabila membawa bayi perempuan itu dengan kaku lalu memperlihatkan kepada Bila yang tengah bersandar di kepala ranjang. Wajahnya kini lebih segar, bajunya pun sudah di ganti.

"Bil, coba lo lihat dia."

Bila menggelengkan kepalanya, anak itu adalah lukanya dan penderitaan seumur hidupnya. Ia tidak sanggup melihat sedetik pun juga. "Bila." Nabila mencoba merayunya.

Bila kembali menggelengkan kepalanya. "Na, gue mohon jangan paksa gue." Bila memalingkan wajahnya ke lain arah.

Nabila hanya terdiam lalu menghela napas kasar. Bayi kecil itu menangis, merasakan penolakan yang di berikan oleh ibunya. "Beberapa menit aja, Bil. Susui dia dulu, dia pasti lapar."

"Engga."

Lagi-lagi Nabila menghela napas panjang, mengembalikan kembali bayi kecil itu ke perawat.

_

Regan tersenyum kecil melihat melihat bertapa mungilnya bayi yang sedang tertidur di ranjang khusus bayi. Bibir kecil itu seperti sedang menyusu, mungkin saja ia lapar. Dia sangat cantik, kecantikannya menurun dari Bila sang ibu. "Cantik." Nabila mengangguk.

"Dia pasti kehausan."

"Bila engga mau kasih dia asi, terpaksa perawat kasih dia susu formula."

Regan menghela napas panjang. "Gue lihat Bila dulu."

"Hm."

Bila berpura-pura tertidur saat mendengar pintu tempatnya di rawat terbuka, dengan susah payah ia menahan air matanya yang hampir menetes. Dari wangi parfumnya ia bisa mengetahui jika yang datang adalah Regan.

Kepalanya di elus lembut dari atas ke bawah. "Lo hebat, Bil," bisik Regan tepat di telinga kanannya.

"Lo hebat." Mati-matian Bila tidak bersuara. Ucapan Regan membuatnya ingin menangis kembali, perjuangannya melahirkan tidak mudah. Ia bertarung berjam-jam merasakan sakit tanpa adanya pasangan, hanya Nabila yang sedia berada di sampingnya, menggenggam tangannya dengan erat saat ia mengeden tadi.

Kemarin ia sudah merasakan kontraksi tapi Nabila belum datang ke panti asuhan, akhirnya Bila menahannya berjam-jam lamanya.

Sedih dan sakit semuanya bercampur satu. Tubuhnya seperti terlepas, ternyata perjuangan menjadi seorang ibu tidak mudah. Saat merasakan kontraksi, Bila teringat dengan ibunya yang meninggal saat melahirkannya dengan kembarannya. Ia sekarang tau ibunya tidak kuat berjuang hingga meninggalkannya dengan sang Ayah.

"Bu, bawa Bila pulang."

Tapi nyatanya ia tidak pulang....

Tangannya di genggam oleh Regan dengan erat. "Makasih, sudah berjuang sampai detik ini Bil. Berbahagialah, lari lah dengan kencang sekarang. Dunia buruk lo kini telah usai."

Bila Dan Lukanya (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang