berkumpul 2 (revisi)

32 2 0
                                    


Aku mencari sembuh tapi tidak pernah aku dapatkan."
.

.

.

.

.

.

.

.








B

ila melamun setelah kembali, melihat video yang di tunjukkan oleh Regan. Ia mengerti jika kejadian itu memang sudah di rencanakan lama dan sangat rapih,   tidak ada sisa bukti yang mudah di endus begitu saja.

Bila ingin tau siapa yang merencanakan semua ini.

Ia tidak punya musuh?

Hidupnya tidak mencolok hingga membuat orang lain membencinya.

Bila tidak tau hati manusia berbeda dengan apa yang di tunjukkan di muka umum. Manipulatif, semua manusia memiliki dua topeng yang tersembunyi.

Bila menghela napas panjang, mematikan semua lampu yang menyala. Seperti malam-malam biasanya Noval tidak ada di apartemen, entah di mana laki-laki itu sekarang  berada. Bila merebahkan tubuhnya yang pegal, semakin besar kandungannya semakin tubuhnya mudah lelah.

"Beberapa bulan lagi."

.

Nabila berlari kearah Bila yang berdiri di taman tempat biasa mereka bertemu. Beberapa hari ini mereka tidak bertemu, Nabila sibuk dengan sekolah dan juga mencari kebenaran yang ada.

"Lo engga apa-apa?" tanya Regan kala melihat Bila meringis sembari memegang perutnya yang buncit.

Bila menggelengkan kepalanya.

Nabila langsung mendekat kearah sahabatnya. "Apa yang sakit, kasih tahu gue?" tanya Nabila.

"Dia nendang kencang banget."

Nabila mengusap perut Bila. "Jangan kencang-kencang, oke."

Bila tersenyum tipis sekali.

Fatih menepuk pundak Regan, menyodorkan sebotol air mineral. Regan langsung menerimanya, membuka terlebih dahulu penutupnya sebelum memberikannya pada Bila. "Minum dulu."

Bila menggelengkan kepalanya. "Engga."

"Minum dulu, Bil." Dengan terpaksa Bila meminumnya walaupun sedikit.

Nabila meletakkan tangan  kembali di perut Bila yang membuncit. "Jangan buat ibu kamu sakit, anak bayi." Bila hanya menghela napas.

Bila menurunkan tangan Nabila dari perutnya, sahabatnya hanya menghela napas. Nabila tahu Bila tidak suka jika ia membahas tentang janin yang ada di kandungannya. Ikbal membawa tikar yang di bawa dari mobil milik Regan,  menggelarkan tempat yang sepi dan rata.

Nabila melempar sebuah tas yang berisikan makanan dan Ikbal menangkapnya. Ia menyimpan tas tersebut di atas karpet. "Duduk di sini, udah rapih woy!"

Regan menoleh, tangannya langsung membantu Bila untuk berdiri. "Pegang tangan gue, gue tahu itu berat."

Bila meraih tangan Regan yang ia ulurkan. "Hati-hati." Bila mengangguk.

"Mau gue bantuin lagi?" tanya Regan saat melihat Bila kesusahan ingin duduk. Bila menggelengkan kepalanya ada Nabila yang sudah lebih dulu membantunya duduk.

Bila Dan Lukanya (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang