"Akhir dari segalanya kini di mulai."
.
.
.
.
Nira geram seminggu sudah Noval menjauh darinya setelah mengetahui tentang kehamilannya ini. Puluhan kali ia menghubungi laki-laki itu tapi tidak pernah satu kali pun Noval mengangkatnya.
"Argh!" Nira melempar pas bunga miliknya hingga hancur lebur.
Bak hilang di telan bumi, Noval menghilang begitu saja. Hadiah hanya Nira kirim satu kali, itu hanya sebuah peringatan karena hadiah yang sebenarnya adalah dirinya.
Kedatangan adalah musibah untuk semua orang.
Dengan tangan mengepal Nira mengumpat. "Sialan ini engga bisa di biarin." Ia melangkahkan kakinya kearah lemari, membawa jaket miliknya.
Jika Noval tidak mau bergerak biarkan lah ia yang akan mengambil alih. Nira tersenyum kecil satu persatu sudah ada di genggaman, ia sudah memiliki alamat rumah orang tua Noval. Kapanpun Nira bisa ke sana dan menceritakan semuanya.
Tentu saja tidak, Nira mengambil jalan lain. Informasi dari orang suruhannya, setiap Minggu Ibunya Noval sering datang ke apartemen untuk mengunjungi Bila. Waktu yang tepat bukan?
Memberitahu kehamilannya pada semua orang.Menyenangkan sekali.
Sekali ia melempar, ia mendapatkan lebih dari satu mangsa.
Nira menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Di tempat lain, Bila mulai merapikan setiap sudut apartemen yang ia tinggali kecuali kamar Noval. Sudah tidak pernah Bila injak lagi, biarlah mau kotor atau tidak.
Hanin menghubunginya jika ia akan mampir, tentu saja Bila sangat senang. Rumah ini akan ramai dan ia memiliki teman bicara tentunya.
Setelah membersihkan semua ruangan selesai, Bila pergi ke dapur. Memotong semangka yang tadi ia beli menjadi kecil-kecil lalu menyimpannya di piring.
Bell berbunyi, Bila mencuci tangannya lebih dulu. Ibu mertuanya bilang sedang di jalan, mungkin saja beliau sudah sampai. "Siapa, ya?" tanya Bila saat melihat wanita seumuran dengannya di ambang pintu.
"Noval mana?"
Deg
Bila langsung terdiam, mencoba mengingatnya. Ah, iya ia tau wajah ini adalah wajah yang pernah ia lihat di ponsel Noval dulu. Mereka sama, "Dia engga ada di sini." Bila membalikkan tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam.
"Gue hamil, anak suami lo."
Tangannya terdiam. Hamil? tidak di pungkiri memang itu terjadi. Bukannya mereka selalu melakukannya?
Suara benda terjatuh, Hanin yang baru sampai di kejutkan oleh ucapan yang keluar dari mulut perempuan tersebut.
Menghamilinya?
Kepalanya tiba-tiba pening. Tuhan apalagi ini?
Rantang makanan yang ia bawa tadi terjatuh dan berceceran di lantai. Hanin langsung mendekat dan memeluk tubuh menantunya dengan erat. Bila tampak shock bahkan tangannya bergetar.
"Jaga mulut kamu." Hanin tidak terima anaknya di fitnah seperti itu. Anaknya memang nakal tapi tidak mungkin Noval menghamili dua wanita bukan?
"Saya benar-benar hamil oleh anak Ibu." Bila mengigit bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Dan Lukanya (Selesai)
Teen FictionWarning : 17+ Selesai Ada beberapa adegan kekerasan! _ Follow sebelum membaca. Jangan lupa tinggalkan vote. _ Abila harus menelan pil pahit ketika kejadian beberapa bulan menimpanya, ia hamil. Semua orang menghilang kekasihnya, Ayahnya dan dunia...