Terungkap sudah (revisi)

52 3 0
                                    


"Cinta membuat orang buta itu memang benar."

.

.

.

.

.

.

.


Semuanya terbongkar, menyusun satu persatu video yang mereka dapatkan kini membuahkan hasil yang maksimal. Mereka akhirnya menemukan pelaku yang sebenarnya sekarang. Shock, tentu saja. Nabila tidak menyangkanya sama sekali, di perjalanan menuju tempat yang di tuju. Nabila hanya terdiam memandangi jendela sembari sesekali mengusap air matanya yang menetes tiba-tiba.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Bila jika tau siapa pelakunya. Mungkin saja, Bila akan membencinya seumur hidupnya.

"Ini rumahnya?"

Nabila mengangguk, memejamkan matanya. "Sebentar lagi dia keluar, jangan lupa rekam semuanya." Dengan nada yang sedikit serak Nabila berusaha untuk baik-baik saja.

Fatih yang berada di sana langsung menepuk punggung Nabila beberapa kali untuk menguatkannya. Setelah tenang, akhirnya Nabila keluar seorang diri.

Setelah  menunggu beberapa menit akhirnya Tama keluar. "Engga kayak biasanya lo ke sini?" tanya Tama, tidak biasanya Nabila mengajaknya ketemu apalagi di rumahnya.

"Lo engga akan balik lagi ke luar negeri?"

"Engga, gue udah bilang sama lo kemarin."

"Syukur deh, lo bisa tanggung jawab atas apa yang terjadi."

"Maksud lo?" Kening Tama mengerut.

Nabila tidak menjawabnya, ia menyimpan tangannya ke belakang. Sebuah isyarat supaya Regan dan yang lainnya keluar dari mobil.

Regan keluar dari mobilnya dikuti oleh Ikbal dan juga Fatih. Tama memandang mereka dengan penuh tanya, apalagi saat melihat Nabila yang notabenenya adalah sahabatnya.

"Sialan."

Regan yang tidak bisa menahan emosi langsung menendang perut Tama. Membuat tubuh laki-laki itu sedikit terpental ke belakang, Tama membungkukkan tubuhnya sembari memegang perutnya yang nyeri. "Apa-apaan lo semua, Hah?"

Nabila langsung menunjuk video itu pada Tama. Matanya langsung membulat, dengan cepat ia mengambil ponsel yang berada di tangan Nabila. "Lo dapat ini dari mana?" Tama menghapus video yang berada di ponsel Nabila.
 
Plak

Suara tamparan begitu keras di pipi kanan lalu di pipi kiri Tama. Tamparan tersebut adalah sebuah bayaran apa yang telah terjadi, tidak cukup itu saja Nabila menendang kaki kering Tama.

"Argh." Tama meringis nyeri.

Regan dan yang lainnya mundur ke belakang beberapa langkah, mereka menyerahkan semuanya pada Nabila.   Nabila seperti kesetanan, menampar, menendang beberapa laki-laki dihadapannya.

Tama hanya terdiam.

Nabila menyerka air matanya. "Itu buat apa yang lo lakuin sama Bila." Tama memandang wajah Nabila yang menangis.

Tama meraih tangan sahabatnya tapi Nabila menepisnya. Dengan tangan yang menunjuk, Nabila mengeluarkan kekesalan, kekecewaan kepada Tama. "Lo engga tau dia menderita setelah kejadian itu, lo biadab. Lo rusak semuanya, lo rusak Bila, lo rusak pertemanan kita."

Bila Dan Lukanya (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang