Labrak Regan (revisi)

94 5 2
                                    

"kesalahan memang bisa di maafkan tapi bagaimana dulu titik kesalahannya?"
.

.

.

.

.


Tanpa aba-aba tangan Regan di tarik oleh seseorang yang bersembunyi di balik tembok, hingga berada di sebuah taman belakang. Regan memiringkan kepalanya, aneh. Tidak ada angin tidak ada hujan, Nabila menarik tangannya begitu saja.

"Sialan!"

Satu tendangan keras mendarat di kaki Regan membuat laki-laki itu meringis. Sontak ia langsung memegang kakinya, ngilu. Lebih sakit dibandingkan jika terbentur tembok.

"Gila lo, ya!"

Regan menatap Nabila tajam.

"Lo yang gila, engga ngasih tahu apa yang terjadi sama sahabat gue," ucap Nabila, Regan langsung membeku di tempatnya.

Regan menelan ludahnya. "Lo tau?"

"Iya dan bisa-bisa kalian berdua engga kasih tahu gue. Hebat banget." Nabila menepuk kedua tangannya, Regan begitu hebat menyimpan rahasia rupanya hingga ia sahabat Bia tidak tahu apapun.

"Dia engga mau orang lain tahu."

Nabila menghela napas. "Tapi gue sahabatnya, gila aja. Beberapa bulan engga ketemu dia udah melendung aja perutnya."

Regan langsung menutup mulut Nabila dengan tangan kanannya. Suara Nabila begitu kencang, semua orang di sini bisa tahu tentang Bila.

"Suara lo gede banget, anjir." Regan menatap tajam gadis di depannya.

"Gue kaget banget sumpah." Nabila mengangkat tangannya membentuk v.

"Gue juga yang jadi kambing hitam lebih kaget," ucap Regan.

"Iyalah lo yang terakhir Noval lihat di ranjang bareng Bila."

"Hm, lo tahu sendiri."

Nabila menunjuk Regan. "Pulang bareng gue, lo harus ceritain semuanya."

"Lo udah tahu, kenapa harus gue jelasin lagi sama lo."

"Itu versi Bila dan gue pengen tahu versi lo, Regan!"

"Iya, iya, tungguin di parkiran."

_

Nabila melirik Regan yang sedang asik merokok, laki-laki itu sudah mengganti pakaiannya dengan sebuah jaket berwarna hitam. Mereka sedang berada di taman, lumayan sepi. Nabila menatap jengkel kearahnya, tidak ada niatan Regan membuka mulutnya sekarang.

Nabila muak dengan keheningan ini, akhirnya ia membuka suaranya. "Sekarang apa yang lo lakuin?"

Regan mengerutkan keningnya, melakukan apa? Nabila tidak jelas jika berbicara selalu setengah-setengah.

"Hah?"

Nabila menarik rambut Regan dengan keras, laki-laki itu tidak bisa di ajak serius. Regan menyebalkan menurut Nabila sekarang.

Bila Dan Lukanya (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang